Kacamata Kayu Besutan Pengusaha Difabel Ini Unjuk Gigi di Pameran G20

Kacamata Kayu Besutan Pengusaha Difabel Ini Unjuk Gigi di Pameran G20

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 20:52 WIB
BRILIANPRENEUR
Foto: Dok. BJ Homemade
Jakarta -

Persisten dan terus bermanfaat buat sesama, itulah teladan yang dapat diambil dari Aziz Abdullah Basajud, seorang pengusaha difabel asal Semarang, Jawa Tengah. Dengan keterbatasan fisiknya, Aziz tetap mampu memberdayakan orang-orang di sekitarnya.

Aziz tumbuh dengan kondisi kaki yang tak sempurna akibat kecelakaan saat masih kecil. Namun, kekurangan fisik tak membuatnya berkecil hati. Ia termotivasi untuk sukses dan bisa memberdayakan para difabel lainnya.

Pria kelahiran 3 Mei 1979 itu merupakan pribadi yang ulet. Saat berkuliah dulu, Aziz sudah mulai berbisnis. Memanfaatkan modal yang terbilang pas-pasan dari sang ayah, ia berjualan majalah untuk mendapatkan pemasukan tambahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2010, Aziz menekuni bisnis kacamata. Selain membuka lapak di pasar, Aziz mencoba jemput bola dengan berjualan kacamata di salah satu pabrik di Kota Semarang.

"Saya jualan di dekat pabrik mas, karena kan orang pabrik takut kalau ke optik, takut mahal. Ini saya jual dekat pabrik pakai box ada rodanya empat. Saya jual paketan frame dan lensa anti radiasi itu hanya 300 ribu (rupiah). Itu laris manis seperti kacang. Omzet saya mencapai 7-8 juta (rupiah) per bulan, bersih-bersih (keuntungan) 5 juta (rupiah) lah," tutur Aziz dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/11/2022).

ADVERTISEMENT

Tak berhenti mengembangkan bisnis optiknya, Aziz terpicu untuk merambah bisnis lainnya. Berkat saran dari seorang teman, Aziz memutuskan untuk memproduksi kacamata berbahan kayu.

"Saya belajar dulu sama teman seniman di Jogja, dia bilang 'Ziz, kamu kan sudah punya usaha optik, mungkin kalau kamu bisa buat kacamata kayu mungkin valuenya lebih kuat'," ungkap Aziz.

Bermodal uang simpanan dari bisnis optik dan keterampilan yang didapatkan dari rekannya di Jogja, Aziz mulai memproduksi kacamata kayu berlabel 'BJ Homemade'. Ia menggunakan kayu jati dan sonokeling yang punya motif menarik.

Produk kacamata kayu itu lantas dipasarkan di optik miliknya yang berlokasi di Pasar Bulu, Kota Semarang. Bisnis BJ Homemade mampu berkembang. Kini selain kacamata, Aziz bersama timnya juga memproduksi tempat tisu, serta sandal dari kayu.

"Kacamata itu awalnya pakai mesin manual. Sekarang sudah kerja sama dengan teman produksi pakai mesin CNC, jadi lebih rapih. Di workshop saya fokus untuk bikin tempat tisu sama sandal," tutur Aziz.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Uniknya, tempat tisu dibuat dari material kayu sisa produksi kacamata, sehingga mengurangi limbah.

"Tempat tisu itu ambil kayu sisa kacamata. Bahkan serbuk kayu dari saya juga diminati teman-teman. Ada yang produksi batik itu dipakai untuk menguatkan mengikat warnanya. Ada juga dipakai untuk mengepel lantai keramik zaman dulu," jelas Aziz/.

Buah dari keuletan Aziz, BJ Homemade dipercaya menjadi penyuplai sandal untuk salah satu hotel di Kota Semarang. Ia mendapatkan kontrak untuk memasok 10 ribu pasang sandal hotel berbahan kayu dalam durasi 2 tahun.

Seiring berkembangnya usaha, BJ Homemade juga semakin banyak menyerap tenaga kerja. Saat ini, Aziz mempekerjakan 16 orang karyawan. Dua di antaranya merupakan difabel.

"Saya berdayakan teman-teman difabel dari luar kota juga. Mereka itu harus diberdayakan. Sekarang ada 16 karyawan. Termasuk kawan-kawan difabel," ungkap Aziz.

"Bahkan ada juga yang mantan napi," sambung Aziz sambil terkekeh.

Ia menegaskan keberhasilan usahanya ini tak lepas dari peran para pekerja, termasuk kawan-kawan difabel. Untuk itu, Aziz sangat menghargai para pekerja.

"Saya ini cuma menjalankan, yang hebat itu timnya," sebut Aziz.

"Makanya saya nggak mau dibilang bos, semua sama saja," kata dia.

Aziz mengungkapkan salah satu hal yang membuat BJ Homemade berkembang adalah keikutsertaan di berbagai pameran. Sebagai salah satu UMKM mitra binaan BRI, Aziz kerap diajak untuk mengikuti pameran di kota-kota besar. Hal ini memberikan kesempatan bagi Aziz untuk memperkenalkan dan menjual produk kerajinan kayu BJ Homemade ke lebih banyak konsumen.

"Kemarin itu pameran di Jakarta penjualan saya sampai 30 juta (rupiah). Kalau hari-hari biasa pendapatan sekitar 8-10 juta (rupiah)," beber Aziz.

Terbaru, sebagai mitra binaan BRI, BJ Homemade dipilih untuk menampilkan produknya di showcase produk UMKM dalam pagelaran akbar KTT G20 di Nusa Dua, Bali. Aziz senang bisa mengirimkan produknya ke event bergengsi itu.

"Kemarin kirim 6 barang, saya diarahkan dari BRI pusat kirim 6 (produk). Saya kirim kacamata dan tempat tisu," ungkap Aziz.


Hide Ads