Uniknya Kerajinan Tenun Tangan dari Bali Ikut Pamer Karya di Ajang G20

Uniknya Kerajinan Tenun Tangan dari Bali Ikut Pamer Karya di Ajang G20

Erika Dyah - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 21:25 WIB
BRILIANPRENEUR
Foto: BRI
Jakarta -

Tak sedikit dari kerajinan Indonesia yang justru lebih dikenal di mancanegara. Termasuk juga kerajinan dari brand lokal Manamu Handwoven yang mengenalkan salah satu tradisi Indonesia bagian timur berupa tenun tangan menggunakan kawat.

Owner sekaligus Founder Manamu Handwoven, Melania Karolina mendirikan Manamu Handwoven pada awal 2019. Dilansir dari laman BRILianpreneur, Manamu Handwoven terinspirasi dari lulu amah, perhiasan tradisional Sumba berupa kalung silinder lebar yang terbuat dari tenunan tangan kawat tembaga.

"Saat pindah ke Bali saya lihat ini, kerajinan yang berasal dari Indonesia bagian timur dengan teknik tenun tangan menggunakan kawat baja, tembaga, dan kuningan yang kita buat sedemikian rupa tanpa bantuan alat jadi 100% menggunakan tangan," ungkap Melania kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku melihat peluang yang cukup menjanjikan dari kerajinan ini, terutama di pasar ekspor. Apalagi kerajinan dari kawat ini bisa diolah menjadi beragam produk seperti aksesori fesyen kalung, anting, gelang, headpiece, juga tas dan baju. Di samping itu pihaknya juga membuat produk art & living dengan teknik tenun tangan seperti lampu dan art panel.

Melania mulanya memasarkan produk Manamu Handwoven lewat bazar-bazar di Bali. Dari usahanya tersebut, ia menyadari lebih banyak ekspatriat yang mengapresiasi produk miliknya dibanding warga lokal. Sehingga akhirnya ia mulai mengenal peluang pasar di mancanegara dan membangun jejaring.

ADVERTISEMENT

"Kita lebih banyak ekspor, bisa dibilang 95% ke pasar ekspor. Sudah ekspor ke Maldives, Amerika, Jerman, dan Australia," ungkap Melania.

"Karena kita fokus ke niche market, sejak pandemi ini juga saya ubah strategi marketing lebih fokus ke B2B karena peluangnya lebih besar dan nilai transaksinya lebih besar. Tapi tidak berarti kita mengabaikan pasar B2C," paparnya.

Selain berbisnis, melalui Manamu Handwoven ini Melania juga mendorong visi misi pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat. Ia melihat penenun tangan sudah jarang bisa ditemui, sehingga pihaknya ingin terus melestarikan kerajinan asli Tanah Air ini agar tidak punah.

BRILIANPRENEURFoto: Manamu Handwoven

Pihaknya juga mendorong pemberdayaan para pengrajin yang seluruhnya berdomisili di Bali ini. Sehingga harapannya Manamu Handwoven bisa jadi wadah untuk memberdayakan teman-teman penenun kerajinan dari kawat.

"Kita ingin dalam 3-5 tahun buka sekolah tenun pertama di Bali jadi kita ingin edukasi dan punya tempat agar bisa jadi salah satu destinasi wisata turis. Jadi biar turis nggak cuma ke restoran atau shopping, tapi ada misi pendidikan dan experience juga biar pemberdayaannya bisa jalan terus," harap Melania.

Selama pandemi, Melania mengaku menghadapi berbagai tantangan. Namun menurutnya hal itu bukanlah kendala, melainkan waktu untuk dirinya mengevaluasi dan membenahi manajemen, individu, serta dirinya sendiri sebagai pimpinan Manamu Handwoven.

Perjalanan Melania dalam memperkenalkan kerajinan dari Tanah Air ini pun terus berlanjut. Salah satunya melalui showcase BRILianpreneur di ajang G20, tepatnya di Apurva Kempinski Bali, yang berupaya mengenalkan keunikan dan local value produk UMKM Indonesia kepada mancanegara melalui negara-negara yang berpartisipasi pada G20 Indonesia.

Melania menceritakan kesempatan ini bisa diraihnya karena dirinya mengikuti ajang BRILianpreneur pada tahun 2022 ini. Setelah sebelumnya terdaftar juga sebagai peserta pada 2020 lalu.

"Daftar lagi di 2022 dan bersyukur terkurasi masuk ke 20 UMKM yang bisa showcase di G20 Bali dan juga di Jakarta pada Desember nanti. Karena produk saya juga sudah ada di teman-teman BRI, kebetulan waktu itu dilihat oleh SMESCO dan Kementerian Koperasi dan UKM," ujarnya.

Menurutnya, dari ajang BRILianpreneur ini ia bisa mendapat kesempatan untuk menjalin kerja sama juga dengan berbagai pihak lain. Termasuk dengan Suzanna Ramadhani, istri dari Menkop UKM, Teten Masduki.

Melalui berbagai kemitraan tersebut, pihaknya dapat kesempatan untuk lebih mengenalkan lagi kerajinan tenun tangan ini ke pasar yang lebih luas di luar retail shop miliknya yang berlokasi di Bali Collection Mall Nusa Dua. Pada ajang G20 ini, pihaknya juga tak hanya berpartisipasi di showcase BRILianpreneur tapi juga turut andil dalam B20 Spouse Program.

"Harapannya secara bisnis kita ingin dikenal bukan cuma di pasar luar tapi juga di pasar domestik. Karena biar bagaimana pun juga in ikan produk kerajinan dari Tanah Air. Kita juga ingin lebih bisa memperluas pasar ekspor di negara-negara lain," pungkasnya.


Hide Ads