Mejeng di Pameran G20, Tas Kulit Ini Dibuat Tanpa Jahitan dan Lem

Mejeng di Pameran G20, Tas Kulit Ini Dibuat Tanpa Jahitan dan Lem

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Kamis, 17 Nov 2022 22:56 WIB
BRILIAN
Foto: BRILIAN
Jakarta -

Umumnya sebuah tas berbahan kulit dibuat menggunakan teknik jahit. Tapi siapa sangka, ada cara untuk menghasilkan tas kulit dengan desain yang cantik, meski tanpa jahitan.

Terobosan itu dilakukan oleh Adi Nugroho. Melalui brand Janedan, ia berinovasi menciptakan tas berbahan dasar kulit tanpa dijahit, serta tanpa menggunakan lem dan aksesoris logam. Melainkan dengan mengandalkan teknik Slip and Lock.

Kepada detikcom, Adi menceritakan awal mula berdirinya bisnis Janedan karena senang membuat desain tas, baik untuk diri sendiri maupun teman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi seringkali kami ada masalah sama vendor karena kualitas jahitan kurang bagus sampai waktu pengerjaan yang tidak sesuai. Pada satu titik, kami bereksperimen membuat tas tanpa jahit yang dapat kami rangkai sendiri," ujarnya.

BRILIAN Foto: Janedan

Selanjutnya, ia pun memberanikan diri untuk membawa ide produk tersebut untuk bersaing di sebuah kompetisi bisnis yang digelar di Yogyakarta tahun 2016 silam. Ternyata, produk yang dibuatnya berhasil keluar sebagai pemenang. Setahun berselang, barulah Adi mulai serius untuk mengembangkan usaha tas dari kulit ini.

ADVERTISEMENT

Adi menyebut Janedan memiliki ciri khas yang tak ditemukan pada produk serupa. Salah satunya yaitu pada penggunaan metode penguncian lipatan seperti origami dalam merangkai lembaran kulit, agar menjadi sebuah tas.

Selain itu, kata dia, keunggulan Janedan juga terletak pada desain produk dengan sentuhan motif yang terinspirasi dari budaya nusantara.

"Kekuatan kami ada di desain produk. Dengan ciri khas menggunakan bahan baku kulit ramah lingkungan, yaitu kulit sapi samak nabati bebas kromium," tuturnya.

Dalam menciptakan produk, Adi mendapat inspirasi dari kehidupan sehari-hari. Adapun salah satu produk yang menarik yaitu Raga Bag. Tas ini memiliki model menyerupai pincuk, atau lipatan daun pisang yang biasa digunakan untuk menyajikan pecel sayur.

Sampai saat ini Janedan telah mengeluarkan puluhan koleksi produk, meliputi dompet, pouch, tas jinjing, hingga kalung dari kulit. Namun yang paling banyak diminati yaitu mini bag Daru, yang dibanderol seharga Rp 629 ribu.

"Latar belakang penciptaannya karena observasi akan kebutuhan wanita terhadap tas kecil yang dapat membawa barang-barang penting. Jadi tas ini ada beberapa cara pakai, yaitu jadi clutch, tas tangan, dan bisa diselempang," terangnya.

Dalam pemasarannya, Adi mengatakan tas-tas kulit produksi Janedan banyak dikirim tidak hanya ke kota besar di Indonesia, akan tetapi sudah menembus pasar mancanegara.

"Kalau pasar internasional itu di Eropa Timur, Spanyol, Prancis, Australia, Turki, Qatar, dan Jepang," tutur Adi.

Untuk semakin memperluas pasar, Adi mengikuti program kemitraan dari Bank BRI. Dari situ, ternyata ia terpilih sebagai salah satu UMKM binaan yang dapat berpartisipasi dalam rangkaian perhelatan G20 di Apurva Kempinski Bali. Pada forum bergengsi dunia tersebut Janedan ikut memamerkan 2 produk andalannya, yakni ASTA dan NAM.

"Kami ikut kurasi BRILianpreneur pertama kali di tahun 2019. Setelah itu, kami diundang untuk ikut serta. Seperti di event G20 di Bali, kami diundang untuk mengirimkan produk," kata Adi.

Diketahui, BRILianpreneur G20 tersebut, menyajikan 120 produk UMKM premium yang telah dikurasi secara ketat oleh tim kurator ahli. Disebutkan, ada 1.317 UMKM pendaftar yang terdiri dari 1.189 UMKM Binaan BRI dan 128 UMKM undangan terbaik dari berbagai komunitas dan instansi.


Hide Ads