Pelindo Solusi Logistik juga masuk ke bisnis trucking. Dengan begitu, PSL bisa memberikan layanan logistik yang sepenuhnya terintegrasi. Tentu saja, kata Joko, Pelindo Solusi Logistik tidak akan masuk ke bisnis antaran ke konsumen (point to point) atau biasa disebut Business to Consumer (B2C), tapi Business to Business (B2B), antar-jemput barang dari gudang ke pelabuhan atau sebaliknya.
Agar visi PSL dapat tercapai, di sisi internal perusahaan juga dilakukan upaya-upaya peningkatan mindset pelayanan , marketing dan sales yang tentunya membutuhkan effort yang cukup masif di semua lini usaha. Peningkatan Service mindset tersebut akan menjadi value utama yang diinginkan pengguna jasa, karena selama bisnis kita sebagai solusi untuk masalah dan kebutuhan pelanggan maka layanan kita akan tetap relevan di era disrupsi saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memberikan layanan yang efisien, Pelindo Solusi Logistik terus menekankan perlunya pimpinan di level menengah dan operasi untuk menerapkan lean operation: bagaimana memberikan proses layanan sesuai service level agreement dengan proses bisnis dan sumber daya seefisien mungkin. "Kita sekarang mulai terbiasa bicara tentang efisiensi. Bagaimana pun PSL tetap harus punya margin, meskipun kecil." PSL tidak bisa lagi hanya bicara tentang besaran sales, tapi juga bagaimana supaya tetap mendapat margin keuntungan dengan harga yang kompetitif dan memuaskan pelanggan.
Sebetulnya, kata Joko, di tengah persaingan yang sangat ketat di bisnis logistik, Pelindo Solusi Logistik bisa memberikan layanan dalam volume yang besar dengan margin kompetitif, sepanjang prosesnya benar-benar efisien. "Sudah ada improvement. Market share kita naik terus," kata Joko yang pernah ditugasi Kementerian BUMN menjadi Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis PT Pelindo I.
Untuk terus bisa bersaing, menurut Joko, kata kuncinya adalah capacity building. Joko menceritakan, logistik sesungguhnya merupakan lengan bisnis Pelindo yang relatif masih muda dan harus terjun ke bisnis yang sifatnya sudah red ocean. "Kami harus terus mengasah kemampuan karena persaingan dan teknologi terus berubah dengan cepat, terutama di tengah era digitalisasi. Kita bisa melihat bedanya bisnis logistik 10 tahun lalu dengan sekarang."
Selain itu, Pelindo Solusi Logistik juga harus memiliki value proposition yang kuat agar bisa meraih pelanggan sebanyak mungkin dan menjadikan PSL terus relevan bagi mereka. "Banyak perusahaan yang tutup bukan karena ketidakmampuan berinovasi, tapi karena keberadaan mereka sudah tidak relevan lagi dengan market." Dia mencontohkan Nokia yang selama bertahun-tahun menjadi pemimpin pasar, tapi kini tenggelam.
Karena itu, PSL juga juga akan fokus pada pengembangan hinterland yang benar-benar berada di belakang pelabuhan. Salah satunya di Kijing, Mempawah, Kalimantan Barat. Kawasan industri di sana menempel dengan pelabuhan, sehingga transportasinya benar-benar efisien, baik untuk bahan baku maupun produk akhir. Di Benoa, Bali ada Bali Maritime Tourisme Hub (BMTH). Di sana PSL fokus pada pengembangan Pusat Logistik Berikat (PLB) untuk high value product yang diangkut melalui moda transportasi udara, sebagai alternatif mengantisipasi kawasan logistik Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sudah sangat padat.
Di ruas Jalan Tol Cibitung-Cilincing, nantinya akan dibangun Logistic Hub yang menyatu dengan rest area. Di Logistic Hub, para pemilik barang bisa mengkonsolidasikan barangnya agar bisa diangkut melalui kapal dengan biaya yang lebih efisien. Tidak jarang ada perusahaan yang mengirim barang tak sampai satu kontainer. Karena itu, ada perusahaan jasa yang mengkonsolidasikan mereka untuk digabung dalam satu kontainer. Tentu saja biaya pengirimannya jadi lebih murah.
Tujuan akhirnya adalah menurunkan biaya logistik. Berdasarkan Laporan Bank Dunia mengenai Logistics Performance Index 2018, Indonesia berada di posisi ke-51 dari 167 negara, Vietnam (45), Malaysia (35), Thailand (34), dan Singapura bahkan di tempat ke-5. Biaya logistik Indonesia masih di sekitar 23 persen. Biaya itu harus diturunkan agar produk-produk Indonesia bisa berkompetisi dengan barang negara lain.
Saat ini, Pelindo Solusi Logistik mengoperasikan jaringan logistik dan hinterland development di lebih dari 40 wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia dan mengelola 6 Anak Perusahaan, yaitu PT Multi Terminal Indonesia, PT Akses Pelabuhan Indonesia, PT Prima Indonesia Logistik, PT Nusantara Terminal Services, PT Menara Maritim Indonesia dan PT Prima Pengembangan Kawasan yang terus memberikan layanan secara end-to-end dengan memperluas konektivitas dan menciptakan kemitraan strategis.
(fdl/fdl)