Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi harga beras akan turun pada musim panen raya nanti. Tepatnya pada Februari dan Maret 2023.
"Peningkatan harga itu pada November, Desember 2022 dan Januari 2023. Menurun pada posisi puncak panen pada bulan Februari-Maret. Saat musim panen nanti yang jelas harga akan turun. Tapi apakah lebih tinggi dari tahun sebelumnya? Saya pastikan akan lebih tinggi," ucap Direktur Serealia, Kementerian Pertanian, Ismail Wahab, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (18/11/2022).
Saat ini kenaikan harga beras memang diakui telah terjadi. Penyebab kenaikan harga itu salah satunya karena naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), akibatnya ongkos produksi gabah pun naik juga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah pupuk juga menjadi penyebab harga beras terus mengalami kenaikan. Petani sendiri disebut tidak menggunakan pupuk subsidi melainkan pupuk nonsubsidi.
"Kondisi perpupukan internasional juga tidak mereda. Jadi saya pastikan naik," lanjut Ismail.
Ia menegaskan, kenaikan harga beras bukan dari sedikitnya stok beras di lapangan. Harga jauh lebih tinggi karena sejumlah penyebab di antaranya biaya produksi yang meningkat.
Dalam paparan Ismail, berdasarkan hasil survei cadangan beras nasional hingga akhir Juni 2022, pasokan beras 9,71 juta ton 68 persen di antaranya tersebar di rumah tangga. Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik memproyeksi akan terdapat kenaikan produksi padi tahun sekitar 1,25 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun ini menjadi 55,67 juta ton.