Pakar UI: Pelabelan BPA Penting untuk Jamin Kesehatan Konsumen

ADVERTISEMENT

Pakar UI: Pelabelan BPA Penting untuk Jamin Kesehatan Konsumen

Sukma Nur Fitriana - detikFinance
Kamis, 01 Des 2022 09:45 WIB
Galon air mineral
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Masyarakat diimbau agar lebih cermat dan peduli saat membeli kemasan galon guna ulang agar penggunaannya tetap dalam batas aman. Hal ini mengingat migrasi bahan kimia berbahaya, yaitu Bisphenol A (BPA) dari galon guna ulang ke dalam air mineral di dalamnya sangat mudah terjadi.

Pakar Polimer dan Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid menyebutkan risiko cemaran BPA dalam kemasan pangan terjadi karena digunakan tidak sesuai aturan.

"Pelepasan BPA dapat terjadi melalui peluruhan polikarbonat dengan adanya air pada suhu dan waktu tertentu," kata Chalid dalam keterangan tertulis, Kamis(1/12/2022).

"Suhu dan waktu menjadi kunci terhadap pelepasan senyawa BPA dari galon polikarbonat ke air minum, potensinya terjadi saat transportasi galon dari sistem produksi ke konsumen, dan karena galon digunakan berulang-ulang. (Karena itu) Pelabelan tentang BPA menjadi penting untuk menjamin kesehatan konsumen," imbuhnya.

Hal ini Chalid sampaikan dalam forum para pakar dan praktisi yang mengangkat tema 'Expert Forum: Urgensi Pelabelan BPA pada Produk Air Minum dalam Kemasan untuk Keamanan Konsumen'. Diskusi ini digelar di Gedung Makara, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (23/11) lalu.

"Masyarakat juga perlu mengambil sikap terbaik, di antaranya dengan mengenali produk kemasan yang digunakan dan agar menggunakannya dalam batas aman," lanjut Chalid.

Mengenai galon BPA bekas pakai, kata Chalid, hal itu terjadi karena sudah ada temuan yang mengkhawatirkan berdasarkan hasil survei BPOM di lapangan. Hal ini berbeda dengan senyawa Ethylene Glycol (EG) pada plastik kemasan sekali pakai dari jenis Polyethylene Terephthalate (PET) yang belum terbukti adanya peluruhan yang mencemari air minum di dalam kemasan galon PET.

"Jadi wajar saja galon polikarbonat jadi prioritas (untuk dipasangi label peringatan), karena berdasarkan hasil temuan BPA yang sudah ada," katanya.

Chalid menambahkan masyarakat awam sebenarnya tanpa disadari sudah biasa berinteraksi dengan bahan kimia BPA yang satu ini, mengingat penggunaannya luas dan digunakan untuk banyak hal dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai informasi, BPA adalah senyawa kimia yang tidak berwarna dan multiguna. Senyawa ini bisa digunakan sebagai bahan baku penolong (aditif) untuk pengenyal dan pengeras pada produk, seperti cat. BPA juga digunakan sebagai bahan baku utama pada pelapis dalam kemasan kaleng untuk minuman atau makanan, dan pada pelapis kertas termal.

"(Selain itu ) BPA pun biasa digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan bijih polikarbonat (PC), sebagai bahan baku untuk berbagai produk jadi seperti kemasan galon air minum, kaca helm, kaca partisi dan atap bening," kata Chalid.

Chalid menuturkan, adanya BPA dengan kemasan pangan adalah letak persoalannya. Pasalnya, BPA berurusan langsung dengan kesehatan manusia. Itu terjadi karena banyaknya wadah kemasan seperti galon bekas pakai dan pelapis dalam makanan atau minuman kaleng yang digunakan.

"BPA bisa terlepas karena peluruhan polikarbonat ke dalam air akibat suhu pada waktu tertentu," kata Chalid lagi.

Klik Selanjutnya



Simak Video "AMDK Galon PET Menjadi Pilihan Baru Masyarakat"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT