RI Genjot Kerja Sama dengan Rusia Kazakhstan, Bidik Ekspor Sawit-Sepatu

RI Genjot Kerja Sama dengan Rusia Kazakhstan, Bidik Ekspor Sawit-Sepatu

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 05 Des 2022 17:46 WIB
Mendag Zulkifli Hasan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan/Foto: Kemendag
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menghadiri Peluncuran Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia Economic Union (EAEU). Zulhas dan Andrey Slepnev, Anggota Dewan Kementerian Perdagangan EAEU menandatangani pernyataan bersama secara virtual.

Perundingan ini merupakan upaya Indonesia dalam memperluas pasar nontradisional. Khususnya ke negara-negara di kawasan Eurasia yang terdiri atas Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.

Zulhas mengatakan, Indonesia dan negara-negara anggota persatuan ekonomi Eurasia memiliki hubungan yang berlangsung lama. Menurutnya pertemuan kali ni menandakan momentum bersejarah untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indonesia memandang persatuan ekonomi Eurasia sebagai mitra dagang yang penting. Namun kita harus mengakui bahwa kinerja perdagangan bilateral kita belum menunjukkan potensi yang sesungguhnya," kata Zulhas, dikutip dari laman YouTube Kementerian Perdagangan, Senin (5/12/2022).

Tahun lalu perdagangan bilateral kedua belah pihak mencapai US$ 3,3 miliar atau Rp 50,82 triliun (kurs Rp 15.400). Ini meningkat dari 2020 senilai US$ 2,2 miliar atau Rp 33,88 triliun.

ADVERTISEMENT

Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke EAEU US$ 1,5 miliar sedangkan impor Indonesia dari EAEU US$ 1,8 miliar. Zulhas mengajak Menteri EAEU untuk memberikan dukungan terbaik kepada tim perunding agar dapat menyelesaikan perjanjian perdagangan ini dalam waktu dua tahun sejak dimulainya negosiasi.

Ia pun menyambut baik inisiatif ekonomi berupa perundingan perjanjian perdagangan. Ia berharap perjanjian yang disepakati harus berperan sebagai mesin pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja, pembangunan dan peningkatan kesejahteraan bagi kedua pihak.

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke EAEU pada 2021 adalah minyak kelapa sawit dan fraksinya; minyak kelapa (kopra), kernel kelapa sawit atau babassu dan fraksinya; karet alam, balata, getah perca; alas kaki dengan sol luar dari karet, plastik, kulit samak atau kulit komposisi dan bagian atas sepatu dari kulit samak; serta margarin.

Sementara impor utama Indonesia dari EAEU adalah pupuk kimia, produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, paduan fero, batu bara, briket, ovoid, dan bahan bakar padat semacam itu dibuat dari batu bara, dan lainnya.

Sementara itu, Andrey Slepnev menilai Indonesia sebagai mitra bisnis kunci di kawasan Asia Pasifik. Ia menyebut perdagangan Indonesia dan Eurasia terus meningkat setiap tahun. "Tahun lalu kita menyentuh rekor, melewati level pre pandemic 2017, kita terus tumbuh, keduanya terus tumbuh," ungkapnya.

Andrey menilai Indonesia dan Eurasia punya perdagangan yang bagus di sektor agrikultur. Hal ini disebutnya penting, apalagi dunia sedang menghadapi tantangan keamanan pangan.

"Kita punya hubungan perdagangan yang bagus di industri agrikultur. Saat ini semua negara menghadapi tantangan di sektor keamanan pangan dan transformasi teknologi," jelasnya,.

Perjanjian yang diinisiasi ini disebutnya akan sukses dan menciptakan lapangan kerja baru, ketahanan pangan, keamanan energi, dan lainnya.

(ara/ara)

Hide Ads