Haidhar Wurjanto membangun Es Teh Indonesia hingga menjelma sebagai salah satu brand minuman terpopuler di Indonesia. Haidhar membagikan kiat-kiat berbisnis, termasuk beberapa hal yang kerap menjadi pemicu kegagalan bisnis.
Haidhar mengungkapkan sejatinya kehadiran Es Teh Indonesia berawal dari ide sederhana. Berdasarkan pengalamannya belasan tahun berkecimpung di bisnis makanan dan minuman (F&B), Haidhar melihat es teh sebagai minuman favorit di banyak tempat makan.
Dari situ, Haidhar bersama tiga orang rekannya terpikir untuk membuat bisnis dengan es teh sebagai menu utama. Lantas, dipilihlah nama 'Es Teh Indonesia' yang dianggap sederhana sehingga mudah dikenali dan mencerminkan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haidhar bercerita Es Teh Indonesia bermula dari bisnis skala kecil. Setiap Founder, kata dia, patungan uang Rp 2 juta untuk membuka gerai di pameran-pameran.
Ternyata, produk Es Teh Indonesia disukai para pengunjung pameran. Menurut Haidhar, hal ini salah satunya lantaran nama brand yang sederhana sehingga mudah dikenali dan produk yang memang digemari masyarakat.
"Mungkin karena logonya simpel, logonya es teh pasti jualan es teh jadi laku di pameran. Kita buka gerai di Ambasador (Mall, Jakarta) lalu buka di Blok M. Memang bisnis nggak selalu lancar. Kita tutup di Blok M dan Ambasador. Justru pas kita pindah ke bogor, entah kenapa mungkin karena kampung halaman gue, rame," cerita Haidhar dalam sesi Ngobrol Pintar BRILianpreneur 2022 yang ditayangkan di detikFinance dan YouTube Bank BRI, Selasa (6/12/2022).
Haidhar mengungkapkan popularitas Es Teh Indonesia yang melejit dalam waktu cepat bukan sebuah kebetulan. Ia menggarisbawahi produk Es Teh Indonesia dikembangkan dengan matang dan visi bisnis yang jelas dan terarah.
Haidhar dan tim melakukan riset mendalam sebelum mengeluarkan produk. Sebagai contoh, Es Teh Susu Nusantara dibuat karena berdasarkan riset, orang Indonesia cenderung suka minuman yang manis, creamy, dan caramelized. Formulasi yang matang membuat menu tersebut menjadi favorit konsumen.
Begitu pula soal pemilihan jenis teh, Haidhar dan tim melakukan riset terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis teh yang dapat diterima berbagai kalangan. Selain itu, Haidhar memiliki pengetahuan yang cukup dalam berkat pengalaman panjang di bisnis F&B.
"Kita berpikir waktu itu ini teh biasa. Tapi bisa nggak ya ada teh yang semua orang suka. Kita riset, teh item yang orang suka seperti apa, melati seperti apa. Kita punya tim R&D yang sangat mumpuni. Saya punya 12 tahun pengalaman bisnis F&B. Saya paham yang market suka seperti apa sih," tutur Haidhar.
5 Hal yang Bikin Bisnis Gagal