Pendiri Es Teh Indonesia Blak-blakan 5 Hal yang Bikin Bisnis Gagal

Pendiri Es Teh Indonesia Blak-blakan 5 Hal yang Bikin Bisnis Gagal

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Selasa, 06 Des 2022 14:27 WIB
Founder Es Teh Indonesia Haidhar Wurjanto (kemeja hitam).
Foto: dok. Screeshot/detikcom
Jakarta -

Haidhar Wurjanto membangun Es Teh Indonesia hingga menjelma sebagai salah satu brand minuman terpopuler di Indonesia. Haidhar membagikan kiat-kiat berbisnis, termasuk beberapa hal yang kerap menjadi pemicu kegagalan bisnis.

Haidhar mengungkapkan sejatinya kehadiran Es Teh Indonesia berawal dari ide sederhana. Berdasarkan pengalamannya belasan tahun berkecimpung di bisnis makanan dan minuman (F&B), Haidhar melihat es teh sebagai minuman favorit di banyak tempat makan.

Dari situ, Haidhar bersama tiga orang rekannya terpikir untuk membuat bisnis dengan es teh sebagai menu utama. Lantas, dipilihlah nama 'Es Teh Indonesia' yang dianggap sederhana sehingga mudah dikenali dan mencerminkan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haidhar bercerita Es Teh Indonesia bermula dari bisnis skala kecil. Setiap Founder, kata dia, patungan uang Rp 2 juta untuk membuka gerai di pameran-pameran.

Ternyata, produk Es Teh Indonesia disukai para pengunjung pameran. Menurut Haidhar, hal ini salah satunya lantaran nama brand yang sederhana sehingga mudah dikenali dan produk yang memang digemari masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Mungkin karena logonya simpel, logonya es teh pasti jualan es teh jadi laku di pameran. Kita buka gerai di Ambasador (Mall, Jakarta) lalu buka di Blok M. Memang bisnis nggak selalu lancar. Kita tutup di Blok M dan Ambasador. Justru pas kita pindah ke bogor, entah kenapa mungkin karena kampung halaman gue, rame," cerita Haidhar dalam sesi Ngobrol Pintar BRILianpreneur 2022 yang ditayangkan di detikFinance dan YouTube Bank BRI, Selasa (6/12/2022).

Haidhar mengungkapkan popularitas Es Teh Indonesia yang melejit dalam waktu cepat bukan sebuah kebetulan. Ia menggarisbawahi produk Es Teh Indonesia dikembangkan dengan matang dan visi bisnis yang jelas dan terarah.

Haidhar dan tim melakukan riset mendalam sebelum mengeluarkan produk. Sebagai contoh, Es Teh Susu Nusantara dibuat karena berdasarkan riset, orang Indonesia cenderung suka minuman yang manis, creamy, dan caramelized. Formulasi yang matang membuat menu tersebut menjadi favorit konsumen.

Begitu pula soal pemilihan jenis teh, Haidhar dan tim melakukan riset terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis teh yang dapat diterima berbagai kalangan. Selain itu, Haidhar memiliki pengetahuan yang cukup dalam berkat pengalaman panjang di bisnis F&B.

"Kita berpikir waktu itu ini teh biasa. Tapi bisa nggak ya ada teh yang semua orang suka. Kita riset, teh item yang orang suka seperti apa, melati seperti apa. Kita punya tim R&D yang sangat mumpuni. Saya punya 12 tahun pengalaman bisnis F&B. Saya paham yang market suka seperti apa sih," tutur Haidhar.

5 Hal yang Bikin Bisnis Gagal

Pada kesempatan itu, Haidhar pun membagikan kiat-kiat membangun bisnis. Ia menjabarkan lima hal yang kerap menjadi batu sandungan para pebisnis hingga akhirnya harus gulung tikar.

Pertama, bisnis yang dibuat tidak memiliki demand yang jelas sehingga sulit diterima masyarakat. Haidhar mengatakan bisnis yang dimulai dari ide sederhana dengan pangsa pasar besar, seperti halnya Es Teh Indonesia bisa berkembang pesat.

Persoalan kedua, yakni kurangnya modal untuk membangun bisnis. Ketiga, tim yang dimiliki tidak solid sehingga tidak dapat membawa bisnis berkembang dan maju.

"Terus juga produknya nggak bagus. Sama terakhir kelima ini, kamu nggak bisa bersaing di kompetisi. Lihat 5 itu, sebelum mulai lihat dulu ini produk ada nggak sih marketnya, ada nggak sih USP-nya," jelas Haidhar.

Ia menambahkan salah satu kunci keberhasilan yang bisa diterapkan oleh entrepreneur, khususnya di bidang kuliner, yakni buat sesuatu yang inovatif tapi memiliki pangsa pasar yang besar.

"Sebagai founder, pesan saya buat sesuatu yang orang belum lihat (peluangnya). Soal rasa, soal budaya, itu yang penting," sebut Haidhar.

Selain itu, Haidhar menekankan setiap pebisnis mesti memiliki keinginan untuk selalu belajar. Sebesar apapun bisnis yang sudah dimiliki, keinginan belajar menurutnya bakal membuat pebisnis bisa terus berkembang.

"Di F&B ini produknya viral, (merasa) saya bosnya, gue tahu segalanya. Soal ego itu bisa bahaya, jadi tetap rendah hati, selalu belajar, dan terapkan. Sekarang tren berubah sangat cepat. Apa yang relevan tahun ini belum tentu relevan tahun depan," pesan Haidhar.

Haidhar pun mengapresiasi penyelenggaraan UMKM EXPO(RT) BRILianpreneur 2022. Menurutnya, ajang semacam ini sangat baik buat para pebisnis. Dari sana, pebisnis bisa banyak belajar, mengembangkan ide, dan mendapatkan banyak pengetahuan.

"Saya seneng banget expo, artinya kita bisa growth bareng atau tumbuh bareng. Di ajang ini kalian bisa tampilin kreasi bisnis kalian belajar. Banyak pembicara hebat, temen-temen bisa saling menginspirasi. Expo BRILianpreneur ini harus dilanjutkan harus dipatenkan terus," ujar Haidhar.


Hide Ads