Anak Buah Luhut Sebut Eropa 100% Resesi, AS 65%

Anak Buah Luhut Sebut Eropa 100% Resesi, AS 65%

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 07 Des 2022 11:35 WIB
The U.S. Capitol is seen between flags placed on the National Mall ahead of the inauguration of President-elect Joe Biden and Vice President-elect Kamala Harris, Monday, Jan. 18, 2021, in Washington.
Anak Buah Luhut Sebut Eropa 100% Resesi, AS 65%/Foto: AP/Alex Brandon
Jakarta -

Perekonomian global dalam kondisi yang sulit diprediksi. Krisis masih menghantui, disebabkan konflik Rusia-Ukraina, pandemi COVID-19, hingga memanasnya konflik China dan Taiwan.

Di tengah kondisi ini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia patut berbangga. Pasalnya ekonomi Indonesia diprediksi masih akan tumbuh di 2023.

"Kita patut berbangga, di sela-sela ekonomi global tak membaik, Indonesia punya secercah harapan kebaikan. Itu terbukti proyeksi pertumbuhan oleh IMF dan Bank Dunia, pertumbuhan di 2023 4-5%," katanya dalam Forum Kemitraan Investasi di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, hal ini tak lepas dari peran pengusaha, termasuk golongan UMKM. Bahlil mendorong pengusaha besar dan UMKM berkolaborasi demi pemerataan.

Berbeda dengan Indonesia, Eropa dan Amerika Serikat (AS) justru terancam resesi. Bahkan Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebut Eropa 100% resesi pada 2023.

ADVERTISEMENT

"Di Uni Eropa 12 bulan ke depan 100% hampir pasti resesi. Amerika Serikat 65% resesi," ujarnya.

Ia menyebut dampak resesi di negara-negara tersebut akan berpengaruh ke pengusaha Indonesia. Salah satunya adalah berkurangnya pesanan dari negara tujuan ekspor.

"Bapak-bapak yang ekspor ke Eropa mungkin akan lihat pengurangan volume order. Karena tekanan ke ekonomi mereka," jelasnya.

Oleh karena itu, Seto menilai kemitraan UMKM dengan investor besar menjadi kunci ketahanan perekonomian tahun depan. Kolaborasi ini akan menciptakan keadilan antara pusat dan daerah.

"Kemitraan UMKM dan investor besar jadi kunci ketahanan perekonomian tahun depan. tahun depan satu hal yang menantang, karena kepastian yang tinggi," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads