Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah mengguncang startup-startup tanah air. Bahkan, data terbaru menunjukkan sebanyak 19 perusahaan telah mengambil langkah tersebut di 2022 ini.
Menanggapi fenomena itu, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia, (idEA) Bima Laga menilai kejadian ini merupakan rasionalisasi dari langkah inovasi perusahaan.
"Kita melihat ini sebagai rasionalisasi dari sebuah inovasi," ujarnya saat ditemui detikcom di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (8/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski keadaan ini telah berdampak pada ribuan karyawan perusahaan, namun Bima masih tetap optimistis. Dia memproyeksikan di 2023 startup khususnya e-commerce masih akan bertumbuh optimis.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menurut Laporan e-Conomy SEA 2022 akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$ 77 miliar pada akhir 2022.
Bima juga berharap, dengan diadakannya Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diwadahi idEA, akan terus mendorong pertumbuhan industri e-commerce sehingga perusahaan tidak perlu lagi melakukan PHK.
"Kita berharap dengan Harbolnas ini, terjadi peningkatan transaksi. Keadaan ekonominya yang terus bertumbuh secara market global masih terus bertumbuh dan e-commerce-nya tidak perlu melakukan PHK itu sendiri," katanya
Sebagai tambahan informasi, Program Harbolnas 2022 ini diikuti sebanyak 108 peserta e-commerce dengan diskon mulai dari 30%. Bima optimis, di 2022 ini akan terjadi peningkatan transaksi. Yang mana terlihat peningkatan 56% dari 2020 ke 2021 menjadi Rp 18,1 triliun. Sementara untuk konsumsi produk lokal naik 40% menjadi Rp 8,5 triliun di 2021.
(das/das)