Ratu Plaza Riwayatmu Kini

Ratu Plaza Riwayatmu Kini

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 10 Des 2022 06:00 WIB
Suasana Sepinya Ratu Plaza, Senayan, Jakarta Pusat
Foto: Suasana Sepinya Ratu Plaza, Senayan, Jakarta Pusat (Tim detikcom)

Menanggapi sepinya beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta, pengamat properti dari Colliers Steve Sudijanto menilai salah satu penyebab pusat perbelanjaan sepi pengunjung karena kurang mengikuti tren yang dinamis.

"Mal itu secara general harus bisa menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman, dari kondisi malnya secara fisik dan juga kondisi tenant-nya secara market demand," katanya kepada detikcom

Sementara tenant yang memilih tutup gerai lantaran tidak ada pemasukan, bukan karena harga sewa tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengusaha itu, umpamanya dia masih bisa bayar sewa masih ada revenue dan bisa untung, bahkan break event saja mereka tetap bertahan dan iklim usaha itu sangat dinamis dengan kondisi saat ini. Untuk bertahan saja itu sudah suatu luxury apalagi untuk bisa untung," tuturnya.

Ia menambahkan, di kondisi ekonomi yang seperti sekarang, orang-orang akan lebih sensitif dalam mengeluarkan uang. Orang-orang akan mengeluarkan uang sekaligus ingin terlihat "keren" sehingga mereka akan memilih mal-mal yang memiliki suasana yang trendi atau "Instagramable".

ADVERTISEMENT

"Jadi mal-mal yang sudah tua itu harus menyesuaikan diri dengan renovasi, perbaikan. Memang mahal, punya mal itu nggak murah," ungkapnya

Steve menyarankan para pengusaha mal untuk mencari partner atau investor baru untuk melakukan renovasi atau perbaikan. Selain itu, ia juga menyarankan untuk memberikan insentif kepada tenant-tenant supaya masuk ke dalam mal.

Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menambahkan komposisi dari adanya tenant juga memengaruhi minat pengunjung pada suatu mal.

"Kalau dilihat, dari tenant mix strategy-nya sebenarnya yang lebih disoroti. Mal kan satu keseluruhan ya, satu bangunan dengan strategi yang dimiliki oleh landmark-nya atau para pemilik mal ini. Bagaimana komposisi dari tenant-tenant yang ada di gedung tersebut dapat menarik kunjungan," ucapnya ketika dihubungi detikcom.

Terkait biaya sewa di mal, ia menuturkan kalau hal tersebut kembali lagi pada strategi pemilik mal dalam mempertahankan tenant.

Salah satu saran yang diberikan Yunus untuk menarik pengunjung ke mal yaitu dengan mengikuti tren saat ini.

"Misalnya melakukan repositioning atau revitalising jadi dilihat dulu demand-nya atau target market-nya siapa yang memenuhi pasar. Misalnya anak muda atau milenial kah atau gen z kah nah, dilihat kira-kira kebutuhan dan gaya hidupnya seperti apa sehingga bisa lebih jelas dalam melakukan strategi penentuan tenant yang masuk," tutupnya


(hns/hns)

Hide Ads