Seiring perkembangan teknologi saat ini platform digital seperti media sosial (medsos) dan e-commerce menjadi andalan pelaku usaha dalam memasarkan produk. Namun sebetulnya mana yang lebih efektif untuk berjualan?
Founder BohoPanna Devy Natalia mengatakan kehadiran kedua platform digital tersebut menjadi sarana yang penting untuk menunjang pengembangan bisnis serta menangkap pasar lebih luas lagi. Menurutnya medsos dan e-commerce memiliki peran yang berbeda, namun saling melengkapi, sehingga harus dijalankan secara berdampingan.
Devy menyebut medsos efektif dalam memperkuat branding produk dan meningkatkan engagement dengan konsumen. Sementara e-commerce dapat mendorong transaksi penjualan produk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"As penjual, Instagram hanya untuk kampanye, bukan jualan, bukan selling. (Lebih ke) branding. Kita bisa take order, bisa lewat DM (direct message). Tapi 1 admin ngurusin DM seharian, sibuk banget (paling) mentok take order 30, bagus banget 50. Itu dia udah nggak makan, nggak mandi kali," kata dia di acara Ngobrol Bisnis UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, Sabtu (18/12/2022).
"Cuma begitu itu masuk ke e-commerce, satu hari (order) 300. Nggak usah dipantengin, nggak usah diliatin," imbuhnya.
Dia menekankan pengusaha tidak boleh hanya fokus pada penjualan dan omzet saja. Akan tetapi di sisi lain justru mengesampingkan pentingnya branding dan membangun audiens. Sebab ia menilai lewat upaya branding, maka konsumen bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang usaha maupun produk yang dijual.
"Zaman sekarang kalau mau jualan itu harus pintar membuat narasi. Narasi bukan diada-adain untuk sekadar berjualan. Tapi memang di samping profit, ada sesuatu yang ingin kita sampaikan. Nggak cuma sekadar duit dan profit. Memang harus profit, tapi kalau kita passion di situ, ada banyak hal yang bisa kita sampaikan (ke pembeli)," tuturnya.
Nah di situlah terdapat peran medsos. Dikatakannya melalui medsos seperti Facebook dan Instagram, pelaku usaha bisa mengedukasi calon pembeli. Selain itu juga menyampaikan cerita perjalanan di balik produk yang dibuatnya, serta menggali preferensi para pembeli.
"Kita bisa ceritain latar belakang kenapa bikin produk daur ulang. Apa pentingnya kita pakai produk daur ulang. Terus bisa interaktif sama orang. Misalnya mereka tertarik nggak sih dengan produk daur ulang, karena dari harga memang sedikit lebih tinggi, tapi itu lebih bagus buat lingkungan. Kalian lebih suka sesuatu yang handmade atau (dibuat) massal," kata Devy.
Dia mengatakan usaha BohoPanna sendiri berfokus pada produk pakaian bayi dan anak-anak. Karena itu isi konten branding yang ditampilkan mengupas tips seputar fesyen anak.
"Karena (produk kita) fesyen, banyak yang bisa digali. Misalnya lehernya kok kekecilan. Aku bisa bilang kalau setiap anak punya ukuran kepala yang berbeda. Kalau misal (lingkar) leher dibesarin, anak yang kepalanya kecil longgar (dipakai). Hal-hal seperti itu disampaiin," tuturnya.
Sebagai informasi, Ngobrol Bisnis UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR Episode 3 mengambil tema 'Sukses Berjualan Laris Manis dengan Digitalisasi di Social Commerce'. Acara ini merupakan rangkaian dari gelaran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022 yang disiarkan live melalui detikcom dan kanal YouTube BRI.
(ega/ega)