Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan saat ini dunia sedang fokus memantau situasi di China. Kasus COVID-19 yang meningkat hingga perekonomian yang melemah di Negeri Tirai Bambu itu bisa berpengaruh terhadap perekonomian global.
"Saat ini dunia sedang terfokus kepada situasi di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang melakukan pembukaan aktivitas dari masyarakatnya yang kemudian diikuti kenaikan kasus dari pandemi COVID-19," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (20/12/2022).
Di Indonesia, Sri Mulyani menyebut kasus COVID-19 secara keseluruhan dalam situasi relatif baik. Diharapkan 2022 ini merupakan tahun terakhir pandemi.
"Pandemi kita harapkan ini tahun terakhir untuk Indonesia dan dunia menghadapi pandemi," harap Sri Mulyani.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023, Sri Mulyani berharap tidak ada kenaikan kasus COVID-19 yang berarti sehingga kegiatan ekonomi bisa terus bergerak.
"Kita akan terus hati-hati agar kegiatan masyarakat yang akan sangat meningkat yaitu akan ada sekitar 45 juta masyarakat melakukan travelling pada akhir tahun ini, tentu akan meningkatkan kegiatan ekonomi, namun di sisi lain tetap terjaga dari sisi ancaman COVID-19," imbuhnya.
Di sisi lain, kondisi ekonomi dunia masih ditunjukkan beberapa dinamika seperti volatilitas dari harga komoditas. Sri Mulyani menyebut harga sejumlah komoditas masih sulit diprediksi karena adanya faktor geopolitik.
"Kita lihat harga komoditas masih relatif tinggi, meskipun menunjukkan kecenderungan penurunan," ucapnya.
Simak Video "Video: Senyum Sri Mulyani Saat Ditanya Isu Mundur dari Kabinet Prabowo"
(aid/zlf)