Bukan Cuma di RI, Rokok Ketengan Juga Dijual di Deretan Negara Ini

Bukan Cuma di RI, Rokok Ketengan Juga Dijual di Deretan Negara Ini

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 27 Des 2022 13:06 WIB
Harga rokok dipastikan naik tahun depan. Kenaikan ini menyusul kebijakan pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 10% pada 2023 dan 2024.
Foto: Dok. detikcom
Jakarta -

Penjualan rokok batangan akan dilarang pemerintah tahun depan. Hal ini tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2022 tentang program penyusunan peraturan pemerintah tahun 2023.

Aturan itu tertulis dalam Kepres bagian 6 mengenai Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

Di Indonesia sendiri, penjual rokok batangan atau ketengan bisa ditemukan di pedagang asongan atau warung kecil. Harga yang ditawarkan juga bermacam-macam tergantung mereknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, penjualan rokok batangan tidak hanya di Indonesia. Beberapa negara lain juga ada yang menjual rokok ketengan.

Negara itu adalah negara yang berpenghasilan menengah dan rendah, di antaranya, Filipina, Bangladesh, dan India. Ketiga negara itu dinobatkan sebagai penjual rokok ketengan terbesar. Juga beberapa negara di Afrika namun disebut masih dalam batas wajar.

ADVERTISEMENT

Data ingin mengutip dari Report Sale of Single Sticks in Africa yang diterbitkan oleh Africa Tobacco Control Alliance. Laporan yang diterbitkan 2021 ini menyampaikan mengapa Afrika juga ingin membatasi penjualan rokok batangan.

Laporan itu mengatakan penjualan rokok ketengan biasa dilakukan oleh orang yang memiliki keuangan terbatas, seperti anak-anak sekolah, remaja, hingga kelompok masyarakat miskin. Maka bisa jadi, meningkatnya remaja di bawah umur merokok karena adanya penjualan rokok ketengan.

"Rokok batangan ini terlihat lebih murah daripada sebungkus penuh, akibatnya akan lebih terjangkau oleh siswa, remaja dan kaum muda. Bahkan menjadi fasilitas remaja yang mencoba-coba untuk merokok," tulis laporan tersebut.

Begitu juga dengan hasil studi di California yang menemukan tingginya akses anak di bawah umur untuk membeli rokok. Penelitian itu juga mengatakan pedagang akan lebih menguntungkan saat menjual rokok batangan atau diketeng.

Suatu penelitian di Meksiko juga menyebutkan bahwa orang cenderung akan lebih ingin merokok karena melihat rokok ketengan, dibanding rokok sebungkus.

Melihat banyak dampak negatif dari penjualan rokok batangan, beberapa negara juga telah melarang aktivitas tersebut. Negara-negara tersebut di antaranya Burkina Faso, Ghana, Kenya, Niger, Nigeria, Togo, dan Uganda.

Fokus negara tersebut melarang penjualan rokok batangan karena berdampak buruk pada anak-anak di bawah umur. Walaupun diakui bahwa pelarangan itu juga tidak mudah dilakukan, makanya dibutuhkan pengawasan hingga ke toko kelontong dan sekolah.

"Toko kelontong, kios, pedagang kaki lima, bar, restoran, dan supermarket sebagai tambahan ke diskotik, bioskop, pantai, kolam renang umum,
alun-alun pasar dan kompleks sekolah," tulis laporan tersebut.

Meski dalam laporan tersebut, tidak ada tercatat Indonesia sebagai penjual rokok batangan. Tetapi nyatanya, kita sering menemukan penjual rokok batangan di warung-warung kecil.

Indonesia juga tercatat menjadi negara dengan penjualan rokok terbanyak kedua di dunia. Dalam laporan penjualan rokok di seluruh dunia pada tahun 2018, Indonesia telah menjual 300 miliar batang rokok.

Sementara China di urutan pertama tercatat telah menjual 2.368 miliar batang rokok. Posisi ketiga diduduki oleh Amerika Serikat (AS) dengan penjualan sebesar 240,9 miliar batang rokok. Rusia urutan keempat menjual 236,5 miliar batang rokok dan Jepang menjual 132,7 miliar batang rokok.

Mengingat besarnya pasar ritel rokok di negara-negara seperti China, Indonesia, dan Jepang, laporan itu mengatakan tidak mengherankan jika Kawasan Pasifik Barat memiliki jumlah perokok tembakau tertinggi di dunia.

Urutan keenam diduduki oleh Turki dengan penjualan rokok 118,5 miliar batang, Egypt 96,3 miliar batang rokok, Bangladesh 91,6 miliar batang rokok, India 82,5 miliar batang rokok, dan Vietnam 80,9 miliar batang rokok.




(ada/zlf)

Hide Ads