Kajian Dampak PPKM yang Mau Berakhir ke Bisnis dan Ekonomi

Kajian Dampak PPKM yang Mau Berakhir ke Bisnis dan Ekonomi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 28 Des 2022 20:30 WIB
Inmendagri No 26 Tahun 2022 diterbitkan pemerintah untuk mengatur PPKM terbaru. Inmendagri itu memuat sejumlah aturan hingga daftar wilayah PPKM di Jawa-Bali.
Foto: Infografis detikcom/Denny

Waktunya Kembangkan Bisnis

Bhima juga menilai, momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Terutama dalam hal ini, ia menyoroti sektor pariwisata yang pemulihannya berpotensi paling cepat pasca pencabutan PPKM.Hal ini pun terlihat dari pertumbuhan industrinya yang rata-rata naik double digit atau diatas 10%, dimulai pada kuartal III 2022.

"Pelaku usaha sudah bisa menyiapkan investasi untuk perluasan skala usaha. sehingga ketika tahun depan ada permintaan yang meningkat, sudah siap kapasitas produksinya, sudah siap kapasitas pelayanan jasa," kata Bhima.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Bhima mengingatkan para pelaku usaha agar tetap mewaspadai beberapa tekanan ekonomi global di 2023. Pengusaha yang mau melakukan ekspansi juga tetap perlu mempersiapkannya secara terukur.

"Tapi juga perlu mewaspadai beberapa tekanan ekonomi yang berpengaruh, misalnya pada segmen kelas menengah, mulai dari inflasi dan kenaikan suku bunga. Jadi kalaupun dilakukan ekspansi, ekspansi yang terukur dan tergantung segmen konsumen mana yang disasar," terang Bhima.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali beranggapan, justru momentum ini menjadi lampu hijau bagi sebagian besar pengusaha untuk melakukan ekspansi bisnis.

"Malah harus ekspansi. Karena pelajaran dari masa RI krisis, krisis itu menandakan kalau konsumen berubah. Kalau orang tidak ekspansi yang terjadi mereka akan tersingkir," ujar Rhenald,

Rhenald pun mencontohkan beberapa kasus saat krisis 98 melanda. Saat itu, Sido Muncul berhasil keluar sebagai perusahaan herbal terbesar di Indonesia karena melakukan ekspansi. Begitupun Ranch Market yang membuka toko pertamanya di 1998 dan Alfamart di 1999.

Di sisi lain, Rhenald tidak menampik kalau sebagian pebisnis juga menyambut momentum 2023 dengan rambu lampu kuning. Mereka didominasi oleh para pebisnis yang punya aset sewaan maupun terikat dengan komoditas global, seperti mempergunakan barang impor hingga bermain dengan dolar Amerika Serikat (AS).

"Hal itulah yang membuat para pengusaha up and down, maju mundur. Tapi konsumennya sudah tidak mau mundur, konsumennya ingin konsumsi," katanya.


(dna/dna)

Hide Ads