4 Fakta Putin Balas Dendam ke Joe Biden cs

4 Fakta Putin Balas Dendam ke Joe Biden cs

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 28 Des 2022 21:00 WIB
Russian President Vladimir Putin speaks during an expanded meeting of the Russian Defence Ministry Board at the National Defence Control Centre in Moscow, on December 21, 2022. (Photo by Sergey FADEICHEV / Sputnik / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Sergey FADEICHEV/Sputnik/AFP)

Untuk AS dan Kanada, kondisinya akan lebih tenang dibandingkan negara G7 lainnya. Tauhid mengatakan kedua negara itu lebih tenang karena AS mampu memproduksi minyak untuk kebutuhan dalam negerinya. AS mampu memproduksi 18,8 juta barel dan Kanada 5,6 juta barel.

"AS produksinya sekitar 18,8 juta barel, Kanada 5,6 juta barel, China 4,9 juta barel, Irak 4,1 juta barel, UEA 3,8 juta barel, Brazil 3,7 juta barel, Iran 3,4 juta barel, dan Kuwait 2,7 juta barel," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihubungi terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan keputusan Rusia menyetop ekspor minyak akan menyebabkan Eropa kehilangan 14,4% minyak, dampaknya bisa membuat Eropa krisis energi di musim dingin.

"Harga BBM yang naik akan memukul berbagai sektor di Eropa, kemungkinan lebih buruk dari depresi besar 1930," jelasnya. Dampak ke negara Eropa akan terjadi inflasi yang lebih tinggi dan berdampak ke krisis biaya hidup yang memburuk," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

4. RI Bisa Kena Getahnya

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad Larangan ekspor minyak yang dilakukan Putin akan menyebabkan kenaikan pada harga minyak internasional. Dampaknya harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia akan meningkat pula.

"Pertama tentu saja kalau harga BBM naik, subsidi juga naik. Misalnya subsidi naik, karena ada subsidi pemerintah, kan yang non subsidi harganya ngikutin market. Untuk roda empat, transportasi laut, udara ikutin harga global itu costnya kan naik, dan akan menjadi beban,"

Saat harga BBM naik, subsidi juga akan meningkat dan menambah anggaran belanja negara. Apa lagi, Indonesia sendiri merupakan importir BBM, dipastikan jika harga minyak internasional naik, BBM juga akan naik.


(ada/das)

Hide Ads