Peristiwa kebakaran di smelter milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara tengah disoroti masyarakat. Kebakaran ini menewaskan seleb TikTok Nirwana Selle yang saat itu terjebak di ruang operator crane, hingga keselamatan kerja di lokasi pun dipertanyakan publik.
Kejadian ini sontak membuat publik mempertanyakan keselamatan kerja yang diterapkan di lingkungan kerja perusahaan. Hingga kini pun, pemerintah dan pihak kepolisian masih terus mengusut dugaan kelalaian dalam insiden ini.
Namun, seolah mengkonfirmasi perihal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di GNI, salah seorang warganet mengaku sebagai mantan karyawan di perusahaan tersebut membeberkan pengalaman kerjanya.
"3 bulan bekerja di GNI, K3 di GNI arti sesungguhnya adalah KESEHATAN, KESELAMATAN ATAU KEMATIAN. Karena yang utama adalah produksi, keselamatan karyawan itu nomor 2. Di luar tempat kerja yang bahaya, lingkungan kerja juga buruk, foto ke 3 ada limbah dari produksi," ujar akun @Y***** di media sosial Twitter, dikutip Jumat (30/12/2022).
Tidak hanya itu, dalam cuitannya, akun @Y***** juga mengunggah sejumlah foto dan sebuah video yang menunjukkan aktivitas produksi di smelter milik GNI saat ia masih bekerja di sana. Ia mengaku, unggahannya itu merupakan dokumentasi pribadi yang diambil lewat handphonenya.
Lebih lanjut akun tersebut mengatakan, para karyawan termasuk dirinya sudah sempat melakukan aksi demo hingga berhasil berbincang dengan pihak HRD. Namun menurut pengakuannya, hasilnya hanya berupa janji-janji belaka, bahkan karyawan yang demo diancam akan kena Surat Peringatan (SP).
Unggahan ini pun viral. Hingga saat berita ini dibuat, unggahan ini telah disaksikan sebanyak 73,4 ribu kali, disukai 387 akun, dan dikomentari sebanyak 139 kali.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut kepada sang pemilik akun, akun @Y***** mengaku, dirinya sempat bekerja dari akhir bulan Juli hingga awal bulan November. Namun ia memilih untuk tidak melanjutkan kontraknya. Ia juga menjelaskan, dirinya bekerja di kawasan smelter 1, berbeda dengan Nirwana Selle yang bekerja di smelter 2.
"Tadi liat berita itu tangan jadi gatal, ingin juga menyuarakan apa yang pernah saya alami di PT GNI," katanya kepada detikcom melalui pesan singkat.
Akun @Y***** mengatakan, kala itu dirinya bekerja di Divisi Furnace atau tungku pembakaran, yang mana berhubungan langsung dengan produksi. Sebetulnya, perusahaan memberikan Alat Perlindungan Diri (APD), namun sayangnya, APD tersebut hanya 1 buah bersama dengan sepatu safety.
"Jaminan untuk keamanan ada, perusahaan berikan pelindung diri berupa APD, tapi yah itu, hanya 1 buah, begitupun dengan sepatu safety. Bahkan yg sudah 2 bulan masuk kerja dengan saya, APD berupa baju dan sepatu safety nanti dibagikan bersamaan dengan saya yang baru masuk bulan Juli," katanya.
"Padahal mereka ini sdh kerja 2 bln bahkan ada yang sudah kerja selama setahun. Tapi APD yang diberikan hanya helm. Hal kecil saja kak, berupa kaos tangan dan masker. Tidak jelas pembagiannya dari perusahaan. Yang setahu saya perusahaan wajib memberikan kebutuhan seperti itu sebulan sekali," tambahnya.
Tidak hanya itu, akun @Y***** mengatakan, seingatnya perusahaan tidak memberikan perlindungan asuransi terpisah selain BPJS ketenagakerjaan. Karena itulah, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.
"Ya saya berhenti karena masalah keamanan. Karena sebelum nama saya keluar untuk perpanjang kontrak. Sempat ada insiden di tempat kerja saya. Itu mungkin karena human error, tapi tidak akan terjadi kecelakaan jika kita tidak dipaksa untuk cepat produksi kembali," ujarnya.
Lihat juga video 'Investasi Menguntungkan dari Penyulingan Besi dan Nikel':
(eds/eds)