Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyambut 50 mahasiswa Harvard University pada kegiatan Fireside Chats with Harvard Graduate Student di Kementerian Investasi/BKPM.
Bahlil memberi nasihat yang memotivasi untuk menentukan karir mahasiswa ke depannya. Ia juga memberi pandangan baru bagi mahasiswa dalam menentukan karir di bidang pemerintahan atau menjadi pengusaha.
"Pengusaha jadi orang yang merdeka sekarang, kalau jadi pengusaha waktu tidur tidak ada yang mengatur. Tetapi ketika menjadi menteri, saya diperintah oleh undang-undang dan aturan protokoler," katanya dalam pernyataan tertulis, Selasa (10/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya baik menjadi pengusaha atau menteri memiliki tanggung jawab dan tantangannya masing-masing. Bahlil berharap mahasiswa berpartisipasi aktif turut mendukung pembangunan di daerahnya masing-masing melalui profesi yang dijalininya kelak.
Ia menyarankan mahasiswa menjadi menteri kalau ingin mengabdi ke negara. Di pemerintahan mereka bisa merumuskan kebijakan kesejahteraan, namun ia berpesan jangan pernah mau menyerahkan kekuasaan kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Saya tidak berpartai, saya bukan anak jenderal, saya bukan anak konglomerat, dan bukan anak sahabat dari konglomerat. Satu hal yang bisa saya percaya bahwa ketika Anda melakukan pekerjaan dengan baik dan khusyuk, saya yakin tuhan akan memberikan jalan yang terbaik," jelas Bahlil.
Salah satu mahasiswa Harvard University asal Indonesia yang belajar di bidang kebijakan publik, Windy Dewi, mengapresiasi Kementerian Investasi/BKPM atas undangan dan sambutan baik yang diberikan.
"Banyak sekali pertanyaan yang menarik dari teman-teman di Harvard termasuk regulasi terkait kripto, nikel, kendaraan listrik yang ramah lingkungan, serta bagaimana menjadi menteri. Itu semua terbahas oleh Pak Bahlil. Jadi kami seneng banget bisa bertemu dengan Pak Bahlil dan kami berterima kasih sekali," tuturnya.
Sependapat dengan Windy, Abhinav seorang mahasiswa asal Amerika Serikat di jurusan yang sama mengungkapkan kesan positif terhadap kegiatan ini karena memuat wawasan tentang iklim investasi di Indonesia.
"Jadi saya pikir dari apa yang saya amati dan apa yang saya pelajari menunjukkan bahwa Indonesia meningkatkan kepemimpinannya di panggung global dalam hal energi hijau, perubahan iklim, dan tentu saja transisi energi," ujarnya.
(zlf/zlf)