Hiraki sendiri menjual aneka macam kue basah mulai dari lemper, pastel, hingga kue sus, dengan harga mulai dari Rp 1.000 per pcs. Ia mengaku, sebagian besar kue yang dijualnya ia produksi sendiri.
"Saya produksi cucur, dadar, talam, sama lemper. Itu produksi total sekitar 6 ribu kalau hari biasa. Kalau weekend, pasti ramai jadi 8-9 ribu. Yang namanya jualan nggak nentu ya, hari biasa itu kita habis setengahnya saja itu sudah bagus," kata Hiraki
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau dikira-kira, Hiraki mengatakan, per harinya minimal sekitar setengahnya atau sekitar 3 ribu pcs kue basah produksinya terjual. Dari sana, perbulannya ia bisa mengantongi hingga Rp 100 juta.
"Kalau omzet bisa di Rp 100 juta (per bulan), omzet kotor ya. Belum dibagi karyawan, produksi dan segala macemnya," katanya.
Andi, salah satu pedagang kue basah lainnya juga mencatatkan omzet yang cukup besar. Dalam satu hari, dagangan Andi untuk kue basah per satuannya bisa laku hingga 600 ribu pcs.
"Yang macam ini 600 semalem (bungkus mika). Kalau yang kue satuan, ya sekitar 600-700 ribu. Nggak pasti juga," kata Andi.
Andi sendiri sudah berjualan di Pasar Kue Subuh Senen selama 15 tahun. Dari perjalanannya itu, ia mendapat cukup banyak langganan. Diperkirakannya, dalam sehari, ia bisa meraup omzet hingga Rp 10 juta.
"Minimal Rp 10 jutaan lah per malem. Kita ini sistemnya setor," katanya.
Dagangannya ini tidak ia produksi sendiri. Andi mengaku, mengambil semua dagangannya ini dari para pemasoknya. Pemasok yang digunakannya ini sama dengan beberapa pedagang kue basah di pasar tersebut.
(dna/dna)