Ekonomi RI Tahun Ini Diramal Cerah, China Jadi Pendorongnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 24 Jan 2023 12:36 WIB
Ilustrasi ekonomi RI cerah (Foto: Andhika Prasetia)
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diramal cerah meskipun agak lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena mulai longgarnya kebijakan pengetatan di berbagai negara termasuk pelonggaran di Indonesia.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengungkapkan pelonggaran di China juga akan memberikan pengaruh dengan mendorong permintaan di berbagai sektor. "Permintaan energi untuk kendaraan, kereta dan jalan raya akan menumbuhkan permintaan yang besar," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (24/1/2023).

Dia mengungkapkan, dengan adanya pelonggaran ini kegiatan pabrik untuk menjalankan pesanan dan kegiatan ekspor impor juga akan terus bergerak. Menurut dia ini adalah hal yang positif untuk China dan untuk negara lain termasuk ke Indonesia.

Tak hanya itu, Indonesia juga kebagian berkah dari sektor pariwisata. Sebab turis asal China merupakan salah satu turis terbesar yang masuk ke Indonesia.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro juga menilai China merupakan salah satu negara yang berkontribusi ke Indonesia. Mulai dari impor sampai menjadi negara tujuan ekspor.

Jadi China memegang peranan besar, hal ini otomatis membuat kebijakan nol COVID-19 akan berdampak positif. "Apalagi kemarin banyak turis China yang sudah datang ke Bali, jika kondisi aman maka hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali," ujar dia.

Andry menyampaikan saat ini konsumsi merupakan kontributor PDB yang terbesar di Indonesia. Kemudian 30% merupakan dari investasi. "Karena itu kita berupaya menjaga kinerja investasi dan ini bisa menjadi game changer," jelas dia.

Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas akan kembali menggelar Mandiri Investment Forum (2023) pada 1 Februari 2023 mendatang. Forum Investasi tahunan terbesar yang mengusung tema Prevailing Over the Turbulence diikuti lebih dari 20 ribu peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk lebih dari 500 investor asing yang akan turut menghadiri MIF 2023 yang kali ini kembali dilakukan secara hybrid.

Forum ini sekaligus menjadi ajang sinergi dan kolaborasi yang baik antara investor, pelaku usaha, dan pemangku kebijakan dalam menangkap peluang pertumbuhan dan investasi yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Riset Office of Chief Economist Bank Mandiri pun memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih akan cukup resilien mencapai 5,04%, di tengah meningkatnya risiko global.

Dalam merespon beragam tantangan global tersebut, berbagai strategi dan bauran kebijakan telah dan akan terus dijalankan oleh Pemerintah, Otoritas moneter dan Perbankan sebagai upaya mendorong perekonomian nasional pasca pandemi COVID-19 dan menjaga stabilisasi sistem keuangan. Strategi bisnis dan reformasi struktural juga akan dijalankan untuk mendukung sektor industri yang potensial seperti pariwisata, consumer sector, dan electric vehicle. Topik-topik yang menarik ini akan dibahas secara detail pada acara puncak MIF, Macro Day pada tanggal 1 Februari 2023 mendatang.

MIF 2023 akan menekankan mengenai kebijakan hilirisasi industri dan upaya peningkatan nilai tambah. Kebijakan hilirisasi industri merupakan bagian integral dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), misalnya terkait perkembangan baterai. Sejumlah panel juga akan membahas isu terkait ekosistem Environmental, Social and Governance (ESG), Green Economy, dan Electric Vehicle. MIF 2023 juga akan mendukung program Pemerintah dalam mengundang investor untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara.




(kil/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork