Tak Kunjung Turun, Ini Biang Kerok Harga Beras Terus Terbang

ADVERTISEMENT

Tak Kunjung Turun, Ini Biang Kerok Harga Beras Terus Terbang

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 27 Jan 2023 16:57 WIB
Bulog dan Satgas Pangan Polda Metro Jaya mengecek harga beras di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Rabu (21/11/2018). Pengecekan harga ini demi menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Harga beras masih mengalami kenaikan, baik jenis medium maupun premium. Badan Pangan Nasional mengungkap ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga beras masih mengalami kenaikan hingga saat ini.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan pertama penyebab harga beras naik karena pasokan ke pasar masih minim. Hal ini disebabkan karena belum masa panen raya.

"Suplai ke pasar masih terbatas karena belum masuk masa panen raya," kata Ketut kepada detikcom, Jumat (27/1/2023).

Kemudian, saat ini pedagang beras masih jual beras dengan harga yang masih tinggi. Lalu, operasi pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras belum maksimal.

"Pedagang masih jual stok pasokan sebelumnya yang harga masih tinggi. Ketiga SPHP Beras Bulog ke pasar msh bertahap dimasifkan volume dan outletnya," lanjutnya.

Meski begitu, ia mengungkap pemerintah sudah melakukan operasi pasar untuk menekan harga. Melalui cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog, telah dilakukan operasi pasar sebanyak 148.000 ton.

"Artinya pemerintah sudah memberikan alternatif pada masyarakat bahwa di pasar ada beras dengan harga eceran tertinggi (HET)," lanjutnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso juge menjelaskan berbagai faktor yang menyebabkan harga beras naik. Salah satunya karena harga gabah petani harga sebelumnya yakni di atas Rp 6.000/kg.

"Satu memang bulan ini masih produksi di bawah ke kebutuhan, itu kan prinsip dasar. Kedua (harga) gabah itu masih tinggi yang diproduksi penggilingan padi, itu pada posisi pembelian gabah masih tinggi kemarin mulai dri Desember itu kan tinggi Rp 6000/kg lebih," terangnya.

Adapun penyebab tingginya harga gabah saat ini karena harga pupuk, BBM hingga biaya transportasi naik. Menurutnya, seharusnya harga pembelian pemerintah (HPP) juga naik.

"Yang sekarang dia (penggiling ) jual itu hasil giling harga gabah yang harganya Rp 6.000 sampai Rp 6.000 lebih, disuruh dijual Rp 9.450 ya gak bisa, karena harga gabah naik turun," bebernya.

Sebagai informasi, dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp4.200/kg dan di tingkat penggilingan sebesar Rp4.250/kg, serta GKG di tingkat penggilingan Rp5.250/kg.



Simak Video "Jokowi Heran, Kok Panen Raya Tapi Harga Beras Tak Turun"
[Gambas:Video 20detik]
(ada/zlf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT