Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal turunnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia dan dampaknya terhadap iklim investasi di Indonesia. Ia berpendapat hasil tersebut tidak akan mempengaruhi iklim investasi.
"Bahwa itu akan mempengaruhi investasi di Indonesia, saya kira tidak," katanya dalam keterangan pers, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/2/2023).
Menurut Jokowi, investor lebih menghitung besar kecilnya keuntungan. "Karena apa, investor yang dihitung kan untungnya gede atau nggak gede. IRR-nya berapa, biasanya seperti itu" sambungnya.
Namun, Jokowi kemudian mengeluarkan pernyataan lanjutan. "Bahwa itu sedikit mempengaruhi, iya," ungkap Jokowi.
Terkait ini Jokowi menyebut sudah melakukan rapat dua kali. Hasil ini pun akan menjadi koreksi pemerintah agar diperbaiki.
"Ya ini akan, sudah kita rapatkan dua kali. Akan menjadi koreksi dari pemerintah untuk memperbaikinya," jelasnya.
Mengutip dari detikNews, IPK Indonesia turun skor. Pada 2022, skor CPI Indonesia merosot menjadi 34 dibandingkan pada 2021 dengan skor 38.
"CPI Indonesia kita berada di skor 34 dan ranking 110," kata Manajer Departemen Riset TII Wawan Suyatmiko di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).
IPK atau CPI ini dihitung oleh Transparency International dengan skala 0-100, yaitu 0 artinya paling korup, sedangkan 100 berarti paling bersih. Total negara yang dihitung IPK atau CPI adalah 180 negara.
Sementara dalam kawasan regional Asia Tenggara, skor CPI Indonesia 2022 jauh tertinggal dengan negara seperti Malaysia dan Timor Leste hingga Vietnam. Kedua negara ASEAN itu masing-masing memperoleh skor CPI 2022 di angka 47 dan 42.
Simak Video "Respons Jokowi soal Indeks Persepsi Korupsi 2022 Anjlok"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)