Pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai tatanan ekonomi, salah satunya bisnis ritel. Saat ini, berbagai bisnis ritel tengah menata strategi bisnis untuk menunjang kegiatan berbelanja masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menuturkan bahwa tutupnya ritel-ritel itu tidak berarti bangkrut ataupun kolaps.
"Bukan bangkrut," tegas Roy kepada wartawan di Hypermart Puri Indah, Jakarta Barat, Rabu (8/2/2023).
Lebih lanjut Roy menjelaskan, hal itu juga bisa menunjukkan bahwa pelaku usaha pengelola gerai ritel tengah melakukan penyesuaian dengan situasi sesuai dengan kondisi zamannya.
Baca juga: Nggak Perlu Panik! Ritel Tutup Bukan Kiamat |
Seiring dengan bergeraknya ekonomi, setelah hampir 3 tahun dilanda pandemi COVID-19, perusahaan ritel pun mulai berbenah untuk menyesuaikan gaya baru kehidupan masyarakat. Roy mencontohkan seperti yang dilakukan oleh PT Trans Retail Indonesia atau Transmart.
"Mereka sedang melakukan reengineering business plan-nya. Lagi reroute lagi business map-nya. Kemudian juga merelokasi tempat-tempat yang memang sudah tidak up to date, kemudian juga mengatur strategi-strategi baru dengan bagaimana pendekatan penjualan dengan cara-cara baru," tutur dia.
Saat ini, Transmart memang tengah melakukan berbagai transformasi bisnis untuk mengatasi sejumlah tantangan yang hadir selama pandemi COVID-19.
Buka halaman selanjutnya untuk dapat ulasan lebih lengkap.
Lihat juga Video: Subsidi Dicabut, Migor Kemasan di Ritel Tasikmalaya Melimpah