Ibu Kota RI Bukan Lagi Jakarta di 2024, Apa Dampaknya ke Bodetabek?

Ibu Kota RI Bukan Lagi Jakarta di 2024, Apa Dampaknya ke Bodetabek?

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 11 Feb 2023 20:30 WIB
Sejumlah warga beraktivitas di kawasan permukiman padat pinggir rel kereta api, Kampung Muka, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (16/1/2023).
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Ibu Kota Indonesia akan berpindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur pada 2024, tepatnya di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Artinya rencananya Jakarta tak lagi berstatus ibu kota mulai tahun depan.

Sebagai pusat bisnis, politik, ekonomi hingga budaya, di Indonesia, jumlah pekerja di Jakarta sangat banyak. Bahkan bukan bertempat tinggi di Jakarta, melainkan di wilayah penyangganya yakni Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi (Bodetabek).

Lantas, seberapa besar pengaruh Jakarta yang nantinya tak lagi menjadi ibu kota Indonesia kepada wilayah Bodetabek?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan untuk awal saat ibu kota berpindah, pengaruh ke wilayah Bodetabek tidak begitu signifikan. Namun, seiringnya waktu, akan berpengaruh karena putaran uang akan berpindah ke IKN Kalimantan Timur.

"Pengaruh (ke Bodetabek), tapi awal masih sedikit. Kelamaan tetapi akan lumayan akan menurunkan putaran ekonominya akan terganggu. Karena tadi, putaran uang itu berpindah ke Kalimantan Timur," katanya kepada detikcom, Sabtu (11/2/2023).

ADVERTISEMENT

Tauhid juga mengatakan, pekerja yang bekerja di Jakarta tetapi tinggal di Bodetabek dan pindah ke IKN, pengaruhnya pada tingkat mobilitas. Menurutnya, bisa jadi akan mengurangi kemacetan di Jakarta.

"Kalau mereka berhubungan dengan pemerintahan, pasti akan berubah. Mungkin Jakarta tidak akan semacet dulu ya. Karena kan pekerja-pekerja muda akan pindah (ke IKN)," lanjutnya.

Meski begitu, menurut Tauhid butuh puluhan tahun untuk memindahkan ibu kota lama ke yang baru. Ia mencontohkan Ibu Kota Brazil yang pindah dari Rio de Janeiro ke Brasilia, pengaruhnya terasa setelah puluhan tahun berpindah.

"Rio de Janeiro mengalami penurunan pertumbuhan. Dulu kan sebelumnya Rio de Janeiro selain ibu kota baru sekaligus menjadi pariwisata, pindah mengandalkan pariwisata. Ibu kota pindah mengalami penurunan, maklum uangnya kan berpindah," tuturnya.

Lanjut halaman berikutnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan saat Jakarta tak lagi menjadi Ibu Kota Indonesia pada 2024 nanti, Jabodetabek diyakini masih menjadi pusat bisnis di Indonesia.

Karena menurut Faisal, fungsi yang akan pindah ke Kalimantan Timur hanya pemerintahan saja. Tetapi bisnis, menurutnya akan semakin terpusat di Jawa, terutama wilayah Jabodetabek.

"Walaupun ibu kota pindah, nanti di sana adalah fungsi pemerintahan saja. Bisnis akan sangat terpusat di Jawa dan Jabodetabek. Jadi pemindahan itu ya butuh berpuluh-puluh tahun. Kita bisa melihat negara yang memindahkan ibu kota, sampai sekarang belum bisa berubah dalam waktu sekejap," ungkapnya.

Untuk pengaruh ke Jakarta sendiri, Faisal juga mengatakan tidak akan mengalami perubahan signifikan. Karena menurutnya, saat itu kesiapan IKN di Kalimantan Timur belum cukup lengkap.

"Kalaupun sudah jadi, satu kota yang sudah besar pun itu juga belum bisa memindahkan fungsi. Butuh berpuluh-puluh tahun tidak akan ada perubahan drastis dalam waktu jangka pendek, apa lagi dibangun dalam satu tahun,"tutupnya.

(ada/fdl)

Hide Ads