Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Berapa laba BUMN tahun 2022?
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi laba perusahaan pelat merah tembus Rp 303,7 triliun pada 2022. Meskipun disebutkan sebelumnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI bahwa ada sembilan BUMN yang 'sakit'.
"Hari ini tadi kan sudah disampaikan total keuntungan BUMN itu (diprediksi) Rp 303,7 triliun, tapi di situ juga ada juga Garuda yang Rp 55,7 triliun non cash," ujarnya saat ditemui usai rapat dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laba BUMN tersebut disebut-sebut merupakan yang terbesar sejak Indonesia merdeka. Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam menyebut nilai laba ini menunjukkan recovery yang cepat setelah dampak pandemi.
"Saya kira orkestrasi yang dilakukan Menteri BUMN Pak Erick Thohir sukses dalam mentransformasi gerak BUMN, untuk terus menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang berdimensi kerakyatan," ujar Mufti Anam.
Mufti mengatakan, peningkatan laba BUMN menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan yang semakin membaik. Bila kinerja finansialnya sehat, tentu peran BUMN dalam memberikan dampak ke perekonomian semakin besar, mulai pembukaan lapangan kerja, pembayaran dividen dan pajak ke negara, hingga menjadi penopang sektor strategis bangsa seperti pangan dan keuangan.
Seperti diketahui, pada 2020, laba BUMN mencapai Rp13 triliun. Angka itu lalu beranjak naik menjadi Rp125 triliun pada 2021, dan tembus Rp248 triliun pada 2022.
Selain aspek laba, Mufti juga mengapresiasi optimalisasi belanja BUMN untuk produk dalam negeri (PDN). Realisasi belanja produk dalam negeri di lingkup BUMN pada 2022 sebesar Rp 342,18 triliun.
"Bila keseluruhan belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN pada 2022 katakanlah Rp400 triliun, maka realisasi produk dalam negeri yang sebesar Rp342 triliun itu sudah sekitar 85 persen dari total belanja modal BUMN. Ini saya kira perlu diapresiasi. Tapi harus terus ditingkatkan sehingga dampak belanja BUMN ke ekonomi lokal semakin terasa," ujar Mufti.