Ia merasa kalau berjualan beras medium lainnya seharga Rp 9.500 misalnya, keuntungan dia hanya sedikit. "Kalau yang lain itu Rp 9.500 dijual Rp 10.000 aja saya untungnya cuma Rp 500," ujar dia.
Keluhan juga disampaikan oleh agen beras di Pasar Jombang, Tangsel. Angga, penjaga agen tersebut mengatakan beberapa hari ini kesulitan mendapatkan beras Bulog di Pasar Cipinang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin itu bos cari di tempat satu gak ada tempat lain di Pasar Cipinang juga nggak ada, jadinya ini cari di tempat lain," ujarnya.
Stok beras Bulog di agen itu hari ini cuma 2 karung 50 kg saja. Padahal biasanya dia bisa memasok 30 karung ukuran 50 kg.
"Sekarang kan katanya dibatesin ya, ini aja dapat dua karung karena banyak yang cari pelangga. Jadinya dibela-belain beli bukan di Cipinang tapi, harganya Rp 505.000 per 50 kg yang impor dari Thailand," ungkap Angga.
Beberapa hari lalu, Angga juga mengakan sempat mendapatkan beras Bulog yang baru diimpor tahun ini yakni dari Vietnam seharga Rp 450.000 per 50kg. Saat itu dirinya harus mendaftar dan membuat persetujuan untuk menjual beras tersebut Rp 9.000 per liter.
Tetapi ia menyayangkan kalau beras tersebut saat itu belum bisa didapatkan lagi. Menurutnya meskipun murah, agen tetap mendapatkan untung yang cukup.
"Itu nggak boleh lebih, jadi udah tanda tangan. Ya untunglah, lumayan malah," pungkasnya.
(ada/hns)