Sri Mulyani: Gaya Hidup Mewah Merusak Kepercayaan Masyarakat ke Pajak

Sri Mulyani: Gaya Hidup Mewah Merusak Kepercayaan Masyarakat ke Pajak

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 24 Feb 2023 09:26 WIB
Mario Dandy Satrio
Foto: Istimewa
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta maaf atas kasus penganiayaan yang dilakukan anak salah satu pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Keluarga pegawai pajak tersebut dikenal dengan gaya hidup yang super mewah.

Sri Mulyani mengaku akan mengambil tindakan korektif yang kredibel supaya kasus seperti ini tidak terulang kembali di instansi yang dia pimpin.

"Pertama telah saya sampaikan sebelumnya bahwa jajaran Kemenkeu yang memiliki gaya hidup mewah telah menimbulkan sebuah persepsi negatif dan erosi kepercayaan dari seluruh masyarakat terhadap Kemenkeu dan dalam hal ini juga DJP. Ini menimbulkan pertanyaan yang sangat serius dari masyarakat mengenai dari mana sumber kemewahan itu diperoleh," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers yang dilakukan secara online, Jumat (24/2/2023).

"Perilaku tersebut jelas mengkhianati dan mencederai seluruh jajaran Kemenkeu yang saya juga yakin mereka semua sebagian besar telah dan terus bekerja secara jujur dan profesional. Tindakan-tindakan mengkhianati dan mencederai reputasi kepercayaan masyarakat kepada Kemenkeu maupun DJP tidak dapat dibenarkan," tegas mantan direktur Bank Dunia itu.


Oleh karena itu, lanjut Sri Mulyani, Kemenkeu akan terus melakukan langkah-langkah korektif untuk menegakkan integritas sekaligus untuk menindak pegawainya yang ditengarai telah melakukan penyalahgunaan wewenang dan posisi termasuk memperkaya diri sendiri.

Seperti apa langkahnya? Tunggu di berita selanjutnya.

Seperti diketahui, belakangan ini ramai anak dari pejabat pajak Kemenkeu melakukan penganiayaan hingga korban koma atau tidak sadarkan diri. Pejabat pajak itu adalah Rafael Alun Trisambodo bekerja sebagai Kepala Bagian Umum di Kanwil DJP Jakarta Selatan II. Anaknya, Mario Dandy Satrio telah melakukan penganiayaan terhadap David, anak pengurus pusat GP Ansor.

Buntut dari kasus itu, harta Rafael Alun Trisambodo sebagai pejabat eselon III di Kemenkeu yang sebesar Rp 56.104.350.289 ikut disorot. Anaknya diketahui sering pamer gaya hidup mewah di sosial media, termasuk mobil Rubicon yang dipakai untuk mendatangi korban penganiayaan.

Masalah belum selesai sampai di situ karena mobil Rubicon diketahui memiliki pelat ganda, belum bayar pajak dan tidak masuk dalam laporan harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo.


(ang/dna)

Hide Ads