Sebanyak 233 miliarder diwawancarai untuk mengetahui kebiasaan dan cara berpikir. Sebanyak 51% dari mereka adalah pengusaha, 28% karyawan dengan jam kerja 9.00-17.00, dan 18% adalah eksekutif tingkat senior di perusahaan besar.
Mengutip CNBC, Sabtu (25/2/2023), untuk mencapai kesuksesan dan menjadi kaya, beberapa dari mereka keluar dari pekerjaan hingga memulai bisnis. Sebagian lainnya bekerja sampingan demi berkembang dan dapat gaji yang lebih tinggi.
Alasan Miliarder Resign dan Jadi Kaya Raya:
1. Kurang Berkembang
Bekerja bak zombie di kantor lama menjadi salah satu alasan untuk resign. Miliarder tersebut mengaku sering mendapat tugas yang membosankan secara berulang yang membuat mereka sulit berkembang.
Miliarder yang dulunya bekerja di perusahaan peti kemas misalnya, yang merasa kurang berkembang hingga memutuskan resign. Dia kemudian bergabung dengan industri lainnya, meluncurkan perusahaan pengiriman peti kemas internasional. Kini valuasi perusahaannya mencapai miliaran dolar AS.
2. Punya Bos Toxic
Atasan yang kerap menuntut, egois, sombong, dan tak acuh dengan pendapat karyawan tidak akan membantu mengembangkan karier. Salah satu miliarder mengaku bosan dengan sikap bos yang seperti itu, dan dia mulai mendirikan perusahaan konstruksi.
Ia turut membawa koleganya yang dinilai dapat bekerja sama. Kini, mereka sukses mendirikan perusahaan konstruksi yang membuat mereka jadi miliarder.
3. Lingkungan yang Hobi Gosip
Budaya menyebarkan gosip jahat tentu membuat siapa pun tak betah bekerja di sana. Akibat cemas, banyak yang akhirnya pergi dan mengundurkan diri.
Salah satu narasumber yang diteliti Tom Corley, kontributor CNBC adalah manajer di sebuah kantor akuntan. Dia resign dari lingkungan yang toxic, lalu diterima di perusahaan pesaing dan mendapat karier yang lebih baik.
4. Persoalan Gaji
Sinyal kuat untuk keluar dari pekerjaan adalah saat gaji tak mampu menutupi kebutuhan. Misalnya, kebutuhan membayar tagihan, liburan, atau menabung.
5. Menguras Tenaga
Salah satu miliarder menempuh perjalanan panjang dari New Jersey ke New York City untuk bekerja. Ia akhirnya memutuskan keluar dan mencari kerja di lokasi yang dekat rumahnya.
Dia kemudian diterima di perusahaan farmasi di New Jersey. Ia pun naik jabatan ke posisi senior lalu pensiun dini.
6. Gagal Berkembang di Perusahaan
Salah satu profesional TI meninggalkan perusahaan manufaktur yang kurang adaptif. Perusahaan tersebut sulit mengimbangi bisnis baru yang menawarkan layanan online berdiskon.
Model bisnis ini mungkin cukup baru saat itu. Tetapi saat model bisnis berkembang, para karyawan harus melakukan hal yang sama.
(ara/ara)