Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkap ekspor pertanian selama 2022 mencapai Rp 640,56 triliun atau naik 3,93% dari 2021. Menurutnya, penyumbang terbanyak dari realisasi ekspor tersebut sebanyak 90% dari perkebunan sawit dan perkebunan lainnya.
"Sawit adalah salah satu strategi yang strategi yang paling dasar, bahkan saat COVID-19, kemarin pertumbuhan ekspor (perkebunan) kita di atas Rp 600 triliun, 90% di tangan sawit dan perkebunan yang lain," ungkapnya dalam Rakornas Kelapa Sawit 2023, di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Namun, berkaitan dengan sawit, ia juga menyayangkan realisasi program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang masih rendah. Syahrul pun mendorong agar persyaratan untuk mendapatkan subsidi PSR tidak terlalu banyak.
Baca juga: Jurus BUMN Bantu Petani Kopi Lebih Moncer |
Sebagai informasi, PSR ini melibatkan kementerian dan lembaga (K/L), di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Dari saya masuk hampir di atas 16 atau 19 aturan. Sekarang tinggal 2-3. Apa sih kita, jangan bikin repot sendiri, akhirnya aturannya banyak kita lewati kita kena lg. Ya pak bupati, ya pak dirjen, ngomonglah dengan Musdalifah turun tangan sama-sama kita kerjakan, masa 200.000 ha nggak bisa," tutur Syahrul.
Sebagai informasi, pada 2022 nilai ekspor komoditas perkebunan mencapai sebesar Rp 577,17 triliun, dan berkontribusi sebesar 92,34% dari total nilai ekspor komoditas pertanian.
Meskipun ini didominasi oleh CPO dan turunannya, komoditas unggulan lainnya seperti kopi, kelapa, rempah-rempah dan kakao juga sudah menunjukkan peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan.
Simak Video "Alasan Jokowi Tak Ajak Mentan saat Rapat Pangan di Istana"
(ada/ara)