Produk Limbah Kayu Asal Solo Tembus Pasar AS, Harganya Murah Banget

Produk Limbah Kayu Asal Solo Tembus Pasar AS, Harganya Murah Banget

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Jumat, 10 Mar 2023 11:12 WIB
Produk limbah kayu asal Solo
Foto: Almadinah Putri Brilian/detikcom
Jakarta -

Bagi sebagian besar orang, limbah kayu atau kayu bekas dinilai sudah tidak ada harganya. Akan tetapi, di tangan para pengrajin asal Solo, Jawa Tengah ini kayu bekas bisa dijadikan produk baru berkualitas.

Head of Department Marketing/Advertising CV Nuansa Kayu Bekas, Suwartini mengatakan bahwa konsep yang digunakan untuk produknya berasal dari kayu bekas, seperti dari bak truk, bongkaran rumah, maupun palet.

"Kita (produknya) dari kayu bekas itu adalah kayu dari bekas pakai, kayunya yang kita pakai untuk membikin barang baru, itu namanya waste wood. Itu makanya konsep kita why waste wood, kenapa ada kayu (bekas) tidak dimanfaatkan? Kita manfaatkan supaya lebih bernilai," tuturnya kepada detikcom di JIExpo Kemayoran, Jakarta, ditulis Jumat (10/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kayu bekas tersebut dibuat menjadi berbagai produk, seperti meja, kursi, dekorasi rumah, pot tanaman, nampan, dan lainnya. Rentang harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, mulai dari US$ 1 atau Rp 15.474 (kurs Rp 15.474) hingga US$ 250.

"Yang meja-meja besar seperti ini yang paling besar (harganya). Kalau meja yang big item kita rentang US$ 100-an ke atas, tapi kalau untuk small decorations itu US$ 1, jadi rentangnya masih terjangkau," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Bahkan, produk-produk ini khusus dikirim untuk pasar ekspor. Tini mengaku bahwa produknya sebagian besar dikirim ke pasar Amerika Serikat seperti ke California, serta ke pasar Eropa, seperti Jerman, Spanyol, dan Belanda. Kegiatan ekspornya ini sudah berjalan sejak tahun 2009.

"(Produk) paling banyak yang diekspor kita, saat ini storage, wooden storage. Kemudian ada bench, bangku-bangku, terus planter, tempat pot-pot seperti itu, sama ada beberapa tray-tray nampan-nampan juga," ungkapnya.

Untuk bahan bakunya sendiri ia dapatkan dari sekitar tempat produksinya di Solo. "Toko ada di Bali, pabrik di Solo. Produksinya semuanya di Solo," tutupnya.

(das/das)

Hide Ads