Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja meminta masyarakat yang belum pernah lolos Kartu Prakerja dari gelombang 1-49 agar bersabar. Pasalnya program pelatihan ini memiliki banyak peminat.
Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan dalam periode 2020-2022 ada 46 juta pendaftar yang terverifikasi. Dari jumlah itu pihaknya hanya bisa meloloskan 16,4 juta orang sebagai peserta karena anggarannya terbatas.
"Jadi teman-teman yang belum menjadi penerima mohon bersabar, uang pemerintah terbatas, yang mendaftar jauh lebih banyak daripada kemampuan pemerintah untuk mendanai," kata Denni dalam acara 3 Tahun Prakerja di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2023).
Denni menjelaskan para peserta Kartu Prakerja yang berjumlah 16,4 juta orang berasal dari seluruh kabupaten/kota. "Angka ini bukan sekadar angka, angka ini betul-betul ada individu-individunya," tuturnya.
Seperti diketahui, setiap tahunnya program Kartu Prakerja memiliki kuota dan anggaran yang ditetapkan terbatas. Tahun 2023 sendiri hanya menyasar 1 juta orang dengan kebutuhan anggaran Rp 4,37 triliun.
Anggaran dan target peserta itu turun drastis jika dibandingkan dengan 2022. Tahun lalu, tercatat sebanyak 4.984.790 orang mengikuti program Kartu Prakerja dengan anggaran habis Rp 17,84 triliun atau terserap 99,12% dari total anggaran yang disediakan Rp 18 triliun.
"Sisa dana bantuan yang tidak terserap semua dikembalikan ke rekening kas umum negara kepada Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) sesuai peraturan Menko Perekonomian," ujar Denni.
Berikut syarat daftar Kartu Prakerja 2023:
1. Program Kartu Prakerja diberikan kepada pencari kerja.
2. Pekerja/buruh yang terkena PHK.
3. Pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja, termasuk pekerja/buruh yang dirumahkan dan pekerja bukan penerima upah termasuk pelaku UMKM.
4. Warga negara Indonesia berusia paling rendah 18 tahun dan paling tinggi 64 tahun.
5. Tidak sedang mengikuti pendidikan formal.
(aid/das)