Mendag Zulhas Dibikin Khawatir Jelang Lebaran, Ada Apa?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 15 Mar 2023 19:45 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku khawatir dengan perkembangan harga jelang Lebaran. Pasalnya, sejumlah komoditas memberi andil pada kenaikan inflasi.

"Perkembangan harga-harga saya terus terang menjelang Lebaran ini agak khawatir juga. Biasanya perasaannya nggak ada, tapi kali ini ada," katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/3/2023).

Zulhas menjelaskan, inflasi pada Februari 2023 menunjukkan penurunan dibanding Januari 2023 menjadi 0,16%, an 5,47 year on year. Namun komoditas volatile food mengalami inflasi 0,28% pada Februari, dan 7,62% year on year.

Zulhas menyebut salah satu komoditas tersebut, yaitu beras. Menurutnya beras turut andil pada inflasi jelang Ramadan dan juga belum berhasil diturunkan.

"Menjelang Ramadan dan Idulfitri, beberapa komoditas memberi andil pada inflasi, yaitu beras pak. Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini, bahkan cenderung bisa naik," lanjutnya.

Menurutnya, angka kenaikan harga beras juga tidak sedikit, melebihi Rp 1.000. Meskipun ada klaim jika beras mengalami surplus.

"Dan ini naiknya nggak sedikit, sudah lebih dari Rp 1.000. Walaupun data katanya surplusnya banyak. Tapi faktanya harganya ini, harga gabah di pasar sekarang sudah tembus Rp 6.000. Itu aja belum tentu dapat," ujarnya.

Untuk beras kelas medium, menurut Zulhas, harganya berada di atas Rp 9.000/kg di tingkat pabrik.

Zulhas menambahkan dirinya telah rapat dengan Presiden Joko Widodo terkait persoalan beras. Jika diperlukan, Indonesia bisa mengimpor lagi 500 ribu ton. Namun hal itu tidak dilakukan sekarang sebab sedang ada di masa panen raya.

"Besar ini kemarin dipimpin presiden, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi 500 ribu ton. Karena stok Bulog 1,2 juta ton, sekarang kalau nggak salah tinggal 300-an (ribu ton)," bebernya.

Menurutnya ada 4 kementerian lembaga yang bertugas mengurusi beras, termasuk soal impor dan kenaikan harga. Keempatnya adalah Kementerian Perdagangan, Bapanas, Kementan, dan Bulog.

"Memang kenaikan harga publik taunya Kemendag. Tapi prosedurnya pemutusannya itu ada di Bapanas, Kementan dan Bulog. Kita melaksanakan impor saja. Tetapi kalau harga naik ya tentu tugas kami menjelaskan dan tanggung jawab," ungkapnya.

"Walaupun berat, saya ini sebenarnya nggak setuju impor-impor itu, tapi tidak ada pilihan. Kemarin diputuskan kembali 500 ribu ton, tapi kapan (kalau) diperlukan. Karena sekarang lagi panen raya," lanjutnya.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork