Pedagang baju bekas impor di Pasar Senen mengaku tidak ingin jika harus menjual pakaian produk lokal. Menurut salah satu perwakilan pedagang di Pasar Senen, harga pakaian lokal sekap kali mahal.
Hal itu diungkap perwakilan dari pedagang baju bekas di Pasar Senen berinisial CA. CA memiliki 2 kios baju bekas impor di Pasar Senen dan telah menggeluti bisnis itu sejak 2020.
"Kalau saya sih nggak mau ya jualan baju lokal itu, masalahnya pangsa pasarnya apa namanya nggak masuk kali ya. Produk lokal itu kan mahal. Nggak mungkin," jelas dia kepada detikcom, Rabu (22/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pangsa pasar atau konsumennya sebagian besar adalah orang tidak mampu bukan orang kaya. Jadi, yang memang mencari baju murah.
"Pangsa pasar thrift ini bukan orang-orang kaya ya, 80% orang nggak mampu. Jadi kalau kita jualan baju lokal, dia nggak bakal beli baju, udah pakai rombeng-rombeng kalau gitu. Mereka nggak bisa punya baju layak pakai lagi," ungkapnya.
CA khawatir ketika dirinya beralih untuk menjual pakaian produk lokal, tidak ada konsumen yang membeli. Ia mengaku toko ini merupakan satu-satunya ladang tempat ia mencari pendapatan setelah resign dari tempat kerja sebelumnya.
"Saya jualan sejak 2020, saya saya resign dari perusahaan saya kerja karena takut kena COVID-19. Kita ini kan jualan mau muter uang kan, dan menyisihkan untung bersih untuk kebutuhan kita sehari-hari sistemnya. Jualan kalau nggak ada yang beli itu namanya nganggur dong. Apa pekerjaannya nggak menghasilkan uang?" tuturnya.
Menteri Koperasi dan UKM larang penjualan baju bekas impor. Cek halaman berikutnya.
Simak Video " Rugikan Negara, Ratusan Bal Pakaian Bekas Senilai 10 M Dimusnahkan Kemendag"
[Gambas:Video 20detik]