RI Mau Surplus Dagang dari Thailand-Laos, Bagaimana Caranya?

RI Mau Surplus Dagang dari Thailand-Laos, Bagaimana Caranya?

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Rabu, 22 Mar 2023 16:30 WIB
Wakil Ketua Umum Kadin resmi mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Kamr Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia periode 2021-2026.
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid/Foto: Dok. KADIN
Magelang -

Indonesia ingin meningkatkan neraca perdagangan dengan Thailand dan Laos agar menjadi surplus. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan volume perdagangan dan investasi.

"Yang musti terjadi adalah kita push perdagangannya lebih besar lagi, tapi kita bisa lakukan dua, satu berdagang satu investasi," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sekaligus ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid di Plataran Heritage Borobudur Hotel, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (22/3/2023).

Untuk meningkatkan surplus, Arsjad mencontohkan kerja sama yang dapat dilakukan oleh Indonesia dengan Thailand. Indonesia dapat bekerja sama dengan Thailand yang merupakan hub otomotif, contohnya dengan membangun kendaraan listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Thailand perlu baterai, kita bisa menyiapkan baterainya, kita ada bauksit untuk aluminiumnya, karena apa? Kendaraan harus lebih ringan lagi. Untuk itu bisa gunakan bauksit kita," paparnya.

Selain itu, ia mencontohkan dengan kawasan ASEAN lainnya, seperti Vietnam terkait industri perikanan.

ADVERTISEMENT

"Misalnya di masalah perikanan, Vietnam sangat advance, Vietnam sudah punya pasar yang cukup luas. Misalnya, kenapa tidak mengundang perusahaan-perusahaan Vietnam untuk berinvestasi di Indonesia untuk membangun industri perikanan?," kata Arsjad.

"Di sini tidak didorong hanya perdagangan, tetapi didorong investasi. Dan akhirnya kalau investasinya ada di antara kita dan perdagangan di antara yang terjadi akan menguntungkan kita semua," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menuturkan bahwa neraca perdagangan Indonesia terhadap negara-negara ASEAN terus mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Namun, dari 9 negara anggota ASEAN, Indonesia masih defisit dari Thailand dan Laos.

Data neraca perdagangan RI dengan Thailand dan Laos di halaman berikutnya.

Melihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan RI-Thailand Februari 2023 masih mengalami defisit sebanyak US$ 342,1 juta dengan nilai ekspor US$ 556,4 juta dan impor US$ 898,5 juta.

Adapun penyumbang defisit terdalam ke Thailand adalah gula dan kembang gula minus US$ 107,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya minus US$ 94,9 juta, serta kendaraan dan bagiannya minus US$ 83,1 juta.

Sementara itu, neraca dagang Indonesia terhadap Laos mengalami defisit US$ 141 juta pada 2022. Walau demikian, Jerry yakin ke depannya Indonesia bisa surplus, baik terhadap Thailand maupun Laos.

"Artinya, nanti mungkin ke depan, kita juga bisa surplus dengan Thailand dan Laos sebagaimana kita bisa meningkatkan supaya kita bisa mendapatkan angka surplus yang lebih maksimal. Saya pikir itu salah satu yang bisa kita dorong dan kita juga akan bicarakan dan kita bahas di forum ini," tuturnya dalam media briefing acara ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Enam Langit by Plataran, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023).

Lebih lanjut, melalui AEM, Kemendag ingin meningkatkan volume perdagangan agar nilai perdagangan dengan Laos dan Thailand menjadi surplus.

Adapun salah satu prioritas Kemendag untuk meningkatkan volume perdagangan adalah dengan mengekspor produk yang memiliki nilai tambah dan merupakan produk jadi. Contohnya, barang-barang elektronik hingga manufaktur.


Hide Ads