Dunia tenaga kerja tengah di landa pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan besar di dunia. Perusahaan itu di antaranya raksasa teknologi global dari Microsoft dan Google, Amazon, SAP, Dell.
Deretan perusahaan itu telah menghentikan ribuan karyawannya dengan alasan pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi COVID-19. Perusahaan Jasa Keuangan, Jefferies mengatakan bahwa pengurangan karyawan yang dilakukan perusahaan akibat dari perekrutan besar-besaran saat pandemi COVID-19 lalu.
Mengutip CNBC, Sabtu (25/3/2023), sulit mempertahankan karyawan di tengah melambatnya ekonomi dunia, PHK menjadi jalan keluar perusahaan untuk mengurangi beban perusahaan. Namun di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan, sebagian besar perusahaan tersebut masih mengalami keuntungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar Perusahaan yang PHK tapi Masih Untung:
Microsoft
Perusahaan teknologi ini membukukan laba bersih US$ 16,4 miliar untuk kuartal yang berakhir 31 Desember. Angka itu turun 8% dari tahun lalu. Bisnis cloud-nya mendorong hasil, dengan pendapatan Microsoft Cloud sebesar US$ 27,1 miliar, naik 22% dari tahun ke tahun.
CEO Microsoft Satya Nadella juga melaporkan pendapatan perusahaan selama 2022. Catatannya, Microsoft mengumpulkan pendapatan tahunan US$ 198 miliar dan pendapatan operasional US$ 83 miliar pada 2022.
"Microsoft Cloud juga melampaui US$ 100 miliar dalam pendapatan tahunan untuk pertama kalinya," katanya dalam laporan tahun fiskal 2022.
Meskipun demikian, Microsoft mengumumkan untuk melakukan PHK pada Januari 2021. Jumlah karyawan yang dihentikan adalah 10.000 pekerja. Alasan pengurangan itu untuk persiapan perusahaan menghadapi ekonomi yang akan melambat.
Alfabet, induk dari Google
Alfabet induk Google mengumumkan pada Januari 2021 lalu memangkas 12.000 pekerja. Perusahaan kehilangan pendapatan dan pendapatan pada kuartal keempat, tetapi berhasil menambah pertumbuhan pendapatan tahun-ke-tahun 1% untuk kuartal yang berakhir Desember.
CFO Alfabet Ruth Porat juga mengatakan akan menunda perekrutan karyawan baru. Tujuannya dalam upaya untuk menghasilkan profit yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Amazon
Amazon memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan pada bulan Januari dan akan memberhentikan 9.000 pekerja lagi dalam di beberapa minggu mendatang ini. Padahal pendapatan perusahaan pada kuartal terakhir 2022 tercatat mengalami peningkatan.
Pendapatan bersih Amazon naik 9% menjadi US$ 149,2 miliar pada kuartal tersebut. Sementara pendapatan operasional pada kuartal yang sama turun menjadi US$ 2,7 miliar, dibandingkan dengan US$ 3,5 miliar tahun lalu.
Berlanjut ke halaman berikutnya.