Tips Kelola THR biar Kantong Nggak Kempes saat Pulang Kampung

Tips Kelola THR biar Kantong Nggak Kempes saat Pulang Kampung

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 31 Mar 2023 17:28 WIB
ilustrasi THR
Foto: Dok.Detikcom
Jakarta -

Menjelang lebaran, salah satu hal yang mungkin paling ditunggu-tunggu selain berkumpul bersama keluarga dan teman-teman tercinta adalah ketika mendapatkan uang Tunjangan Hari Raya atau THR.

Tidak sedikit di antara kita yang mungkin akan memanfaatkan THR-nya ini sebagai modal untuk mudik atau pulang kampung. BahkanMenteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut 123 juta orang bakal melakukan perjalanan mudik Lebaran 2023.

Lantas bagaimana cara mengelola uang THR agar kantong tidak 'bolong' saat mudik lebaran?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyikapi hal ini, perencana keuangan Andy Nugroho menyarankan masyarakat untuk membuat rencana penggunaan THR. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat memprioritaskan kebutuhannya saat ini, seperti untuk mudik lebaran.

"Nah biar gak boros, kita tetap bikin list kita. Sebenarnya kebutuhan kita apa? Judulnya juga lebaran, kita bikin misalnya untuk pulang kampung," kata Andy kepada detikcom, Jumat (31/3/2023).

ADVERTISEMENT

Sebab menurutnya, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan menjelang mudik lebaran. Semisal biaya transportasi, biaya selama perjalanan, biaya akomodasi (bila diperlukan), hingga biaya lain-lain seperti oleh-oleh lebaran.

Adapun dari setiap komponen yang perlu dipersiapkan saat mudik lebaran, Andy menjelaskan bahwa hal yang paling penting untuk dipersiapkan adalah biaya untuk transportasi dan akomodasi. Sedangkan untuk dana mudik lainnya, masih dapat disesuaikan dengan sisa dana yang ada.

"Dari komponen mudik itu, menurut saya yang paling penting adalah transportasi dan akomodasi. Artinya yang lain seperti uang jajan, uang angpao, oleh-oleh, itu kan sebenarnya masih bisa kita adjust (sesuaikan dana) lah ya," jelas Andy.

Andy kemudian mencontohkan bila yang bersangkutan mendapatkan dana THR sebesar Rp 10 juta. Dari dana tersebut, kira-kira dibutuhkan Rp 7 juta untuk mudik di mana Rp 4 juta merupakan biaya transportasi dan akomodasi. Maka biaya Rp 4 juta tersebut sudah tidak boleh digunakan lagi untuk keperluan lain.

"Misalnya nih THR kita Rp 10 juta misalnya gitu ya. Terus kemudian saya mau pulang Malang total-total dibutuhkan misalnya Rp 7 juta. Oh dari Rp 7 juta itu untuk transport dan akomodasinya sendiri itu mungkin sudah habis Rp 4 juta sendiri. Oke Rp 4 juta ini sudah tidak boleh diutak-atik," terangnya.

"Yang boleh diutak-atik adalah di Rp 3 juta (Rp 7 juta dikurangi Rp 4 juta) ini tadi. Itu untuk yang oleh-oleh, untuk makan di jalan, untuk angpao-nya," sambung Andy.

Menurutnya, semisal ternyata biaya transportasi dan akomodasi mudik tadi lebih besar dari perkiraan awal, makan biaya yang lain-lainya itulah yang seharusnya disesuaikan kembali. Bukan biaya untuk transportasi dan akomodasi tadi.

"Ternyata gak cukup Rp 4 juta hanya untuk transportasi dan akomodasi, sekarang sudah naik jadi 6 juta, ya mau gak mau yang lainnya akan mengalah," terang Andy.

"Oke deh kita gak jadi beli oleh-oleh, angpao lebarannya dikurangi atau jumlah orangnya (yang diberi angpao) dikurangi. Jadi komprominya di situ," tuturnya.

Sedangkan untuk dana sisa yang tadi tidak digunakan untuk mudik, menurut Andy dana tadi bisa digunakan untuk keperluan setelah lebaran. Hal ini dimaksudkan agar yang bersangkutan tidak kehabisan uang setelah libur lebaran.

(fdl/fdl)

Hide Ads