Pendiri Serikat Pekerja Starbucks Dipecat, Alasannya Karena Telat

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Senin, 03 Apr 2023 10:29 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Starbucks Amerika Serikat (AS) baru saja memecat karyawan yang bernama Alexis Rizzo. Pria tersebut diduga bertanggung jawab untuk menginisiasi kampanye serikat pekerja Starbucks.

Pemecatan tersebut terjadi pada minggu yang sama ketika mantan CEO Howard Schultz bersaksi di Capitol Hill, terkait dugaan penghancuran serikat pekerja Starbucks pada Rabu (29/3).

"Ini adalah pembalasan yang paling buruk," tulis pernyataan dari Serikat Pekerja Starbucks, dikutip dari CNN, Senin (3/4/2023).

Alexis Rizzo telah menjadi shift supervisor di Starbucks yang berlokasi di Genesee Street, Buffalo selama lebih dari 7 tahun atau sejak ia berusia 17 tahun. Toko tersebut merupakan salah satu dari dua lokasi pertama yang secara resmi memenangkan kampanye serikat pekerja pada Januari 2022.

Rizzo mengatakan, dia dipecat setelah shiftnya selesai pada Jumat kemarin. Alasannya, ia dipecat setelah beberapa kali datang terlambat untuk bekerja. Meski demikian, Starbucks mengatakan bahwa Rizzo telah melewatkan lebih dari empat jam kerja dalam enam insiden terpisah.

Rizzo juga sudah diberikan surat peringatan terakhir karena keterlambatannya. Namun, keterlambatannya pada Jumat lalu mengakibatkan Starbucks telat membuka tokonya selama satu jam yang berujung ia dipecat.

Rizzo menangis ketika mendengar kabar pemecatannya. Sebab, ia kini menjadi satu-satunya pencari nafkah untuk keluarganya karena pasangannya terluka setelah tertabrak mobil saat mengendarai sepeda.

"Ini bukan hanya pekerjaan. Saya merasa seperti kehilangan segalanya. Itu keluarga saya dan sistem pendukung saya," kata Rizzo.

Ia menuturkan bahwa pelanggarannya juga dilakukan oleh banyak rekan kerja, namun mereka tidak diberi teguran. Meski demikian, ia mengatakan akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan kembali posisinya.

Diketahui, mantan CEO Starbucks Howard Schultz memang tidak terlalu mendukung adanya serikat pekerja Starbucks. Ia lebih memilih perusahaan untuk memiliki hubungan langsung ke karyawannya dibanding melalui serikat pekerja.

Pada Rabu (29/3) lalu, Schultz bersaksi di depan komite Senat untuk Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan dan Pensiunan. Dalam sidang tersebut, Senator Bernie Sanders terus memberi tekanan pada dugaan penghancuran serikat pekerja Starbucks.

Sanders juga menekankan Starbucks untuk mengakui serikat pekerja dan merundingkan kontrak dengan toko-toko Starbucks di seluruh negeri.

"Selama 18 bulan terakhir, Starbucks telah melakukan kampanye penghancuran serikat pekerja yang paling agresif dan ilegal dalam sejarah modern negara kita," kata Sanders.

Hampir 300 Starbucks telah memilih untuk berserikat di bawah Serikat Pekerja Starbucks (Starbucks Worker United), menurut data Dewan Hubungan Perburuhan Nasional. Selain itu, dari banyaknya jumlah keluhan yang dilayangkan serikat pekerja kepada Starbucks terkait ketenagakerjaan, Dewan Hubungan Perburuhan Nasional telah menemukan bahwa perusahaan telah melakukan 130 pelanggaran ketenagakerjaan.

Meski demikian, Schultz menyangkal bahwa perusahaan melanggar undang-undang perburuhan atau bahwa dia adalah penghancur serikat pekerja. Schultz mengatakan, perusahaan menganggap klaim tersebut sebagai "tuduhan", bukan temuan fakta.

Lihat juga Video: Mengandung Kaca, Ratusan Botol Starbucks Ini Ditarik dari Peredaran






(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork