Asosiasi perusahaan Jepang di Indonesia, Jakarta Japan Club (JJC) mewadahi sebanyak 5.000-5.200 peserta program pelatihan untuk pencari kerja (Magang) selama 2022. Angka ini menunjukkan kontribusi para perusahaan Jepang berbasis Jakarta dan sekitarnya ini dalam pengembangan SDM.
Data tersebut didapatkan berdasarkan survei wawancara individu yang dilakukan oleh Komite Pertimbangan Pengembangan SDM JJC dengan para perusahaan anggota JJC. Tidak hanya peserta magang, tercatat pula sekitar 1.700-2.000 peserta internship atau program pelatihan kerja untuk golongan mahasiswa dan siswa sekolah menengah atas.
Koordinator Komite Pertimbangan Pengembangan SDM JJC, Akihisa Matsuda mengatakan, pada program magang untuk pencari kerja, penerimaan pesertanya bertambah dari periode sebelumnya, terutama di industri manufaktur. Dari sekitar 5.000 orang yang diterima oleh perusahaan Jepang secara keseluruhan, lebih dari 4.500 diterima oleh perusahaan manufaktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil penelitian ini merupakan pertama kalinya kami menyelidiki secara kuantitatif tentang kontribusi perusahaan Jepang terhadap pengembangan SDM di Indonesia. JJC juga telah membuat manual atau buku panduan pemagangan dan mengadakan sesi pengarahan bagi perusahaan untuk menggunakan sistem magang, dan akan terus mendukung upaya perusahaan Jepang dalam pengembangan SDM di Indonesia," kata Akihisa dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (4/4/2023).
Akihisa juga menambahkan, banyak pencari kerja yang berharap dari program magang ini. Dengan mengikuti program magang di perusahaan Jepang, mereka berhadap dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan pasar tenaga kerja.
Dengan laporan ini, JJC berharap tidak hanya akan berkontribusi pada diseminasi best practice tentang pengembangan SDM diantara anggota JJC, tetapi juga menggerakkan pemerintah Indonesia dan Jepang untuk mewujudkan lingkungan bisnis yang lebih baik dan membantu mempererat hubungan antara kedua negara tersebut.
Sebagai tambahan informasi, perusahaan anggota JCC yang menjadi responden dalam survei ini berjumlah 166 perusahaan, dari total 701 perusahaan. Dari jumlah responden ini, sebanyak 109 perusahaan atau 65,6% merupakan perusahaan manufaktur.
Survei tersebut juga mencatatkan, alasan terbesar yang menghambat perusahaan anggota JCC dalam melaksanakan magang tersebut yakni kurang tersebarnya informasi menyangkut program magang tersebut kepada para pencari kerja. Dengan demikian, sosialisasi masih menjadi solusi utama yang dianggap paling diperlukan dalam meningkatkan jumlah penyerapan SDM peserta magang ini.
(zlf/zlf)