Kasus penipuan dan pembunuhan berkedok penggandaan uang yang dilakukan oleh seorang dukun di Banjarnegara, Slamet Thohari viral. Bukannya uang yang berlipat ganda, para klien justru kehilangan nyawa.
Dibandingkan dengan memilih jalan ekstrem hingga berujung maut, banyak cara yang dapat dilakukan untuk 'menggandakan' uang dalam waktu singkat namun terbukti aman dan legal. Salah satunya yakni dengan investasi saham.
Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan, saham merupakan salah satu instrumen dengan potensi return alias imbal hasil yang paling tinggi. Adapun kenaikan nilainya maksimal bisa mencapai 30% dalam sehari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saham kenaikan harga yang bisa terjadi dalam sehari maksimal 30%. Tapi untuk trading harian, untung 6%-10% saja sudah dianggaptinggi," katanya, saat dihubungi detikcom, Sabtu (8/4/2023).
Bila diasumsikan kenaikan nilai saham dalam sehari sebesar 30%, maka apabila seseorang menginvestasikan uangnya sebesar RP 10 juta, ia berpotensi memperoleh return sebesar Rp 1 juta dalam satu hari tersebut. Uang pun bertambah dalam waktu singkat.
Namun perlu diingat, saham merupakan instrumen dengan resiko tinggi di mana nilainya sangat tidak stabil, bahkan bisa minus alias rugi dalam sekejap. Persentase tersebut pun hanya kenaikan maksimal yang jarang terjadi. Sehingga, menurut Andy, instrumen ini lebih disarankan bagi mereka yang sudah terbiasa berinvestasi di saham. Perlu pemahaman mendalam pula bagi yang berminat pada instrumen ini.
"Potensi return yang lebih tinggi, pasar saham potensi untungnya masih terbuka. Namun harus sangat memperhatikan resikonya," ujar Andy.
Selain saham, masih ada instrumen pasar lainnya yang potensi imbal hasilnya lebih tinggi seiring dengan resikonya. Yakni ada valas dan komoditas, salah satunya aset kripto. Namun sama seperti saham, investasinya membutuhkan pengetahuan mendalam dan kehati-hatian ekstra.
Di sisi lain, dalam kondisi seperti saat ini, menurutnya investasi yang paling menjanjikan ialah Surat Berharga Negara (SBN). Apalagi mengingat imbal hasil yang cukup tinggi namun memiliki resiko yang lebih rendah dari saham. Selain itu, masyarakat juga bisa memilih instrumen reksa dana pendapatan tetap bila menginginkan potensi return yang stabil.
"Yang legal pastinya dengan cara berinvestasi di produk-produk yang memang sudah mendapatkan izin dari otoritasnya, ataupun dengan berbisnis barang-barang yang memang dilegalkan untuk diperjualbelikan," pungkasnya.
Sementara itu, menurut Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad, instrumen investasi yang tengah banyak digandrungi masyarakat saat ini ialah obligasi ritel Indonesia.
"Yang sekarang lagi banyak diminati orang itu obligasi ritel Indonesia karena dari sisi amannya jelas, kepastian ada, dari sisis bunga juga dia jauh lebih tinggi dari bunga deposito dengan pajak yang lebih kecil," terangnya.
Di luar itu, saat ini juga banyak orang yang memilih untuk investasi reksa dana maupun melakukan aktivitas trading. Teja mengatakan, biasanya mereka yang berinvestasi di sini mengincar return atau imbal hasil yang lebih tinggi dari obligasi.
(fdl/fdl)