Kebut Bongkar Muat, 1 Unit STS Crane Didatangkan ke Pelabuhan Batu Ampar

Kebut Bongkar Muat, 1 Unit STS Crane Didatangkan ke Pelabuhan Batu Ampar

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikFinance
Senin, 10 Apr 2023 10:34 WIB
STS Crane
Foto: dok. BP Batam
Jakarta -

Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) mendatangkan satu unit ship to shore (STS) crane untuk mempercepat layanan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar. Adapun STS crane tiba di Batu Ampar, Sabtu (8/4), usai diangkut dari Pelabuhan Pohang Korea Selatan menggunakan Kapal Dong Bang Giant No 1.

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan STS Crane yang diproduksi oleh Korin Corporation ini sudah dipesan sejak tahun 2022. Pemesanan kontainer ini dilakukan untuk mendorong Pelabuhan Batu Ampar yang lebih modern ke depannya.

Rudi menyampaikan pelabuhan Batu Ampar yang sudah beroperasi puluhan tahun hingga tahun lalu masih menggunakan peralatan konvensional crane manual selama bertahun-tahun. Untuk itu, ia ingin mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar dengan menggunakan teknologi terkini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teknologi sudah cukup canggih, kita order ini tak lain karena kita ingin memenuhi kebutuhan Kota Batam dengan teknologi, yang tidak boleh ketinggalan dengan negara lain," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/4/2023).

Ia berharap hadirnya STS Crane dapat semakin mempercepat proses bongkar muat barang dari kapal ke darat. Berdasarkan keterangan dari pihak perusahaan, STS Crane dapat melakukan aktivitas bongkar muat sebanyak 35 kontainer dalam 1 jam.

ADVERTISEMENT

Dengan lalu lintas kontainer di Pelabuhan Batu Ampar mencapai 600 ribu lebih kontainer per tahun, hadirnya STS Crane tentu akan mempercepat layanan bongkar muat.

"Berarti tidak sampai 2 menit per satu kontainer untuk bisa ke darat," paparnya.

"Artinya alat ini bisa menyelesaikan banyak masalah di sini. Tentu kalau ini berjalan baik tahun depan kita harapkan sudah menambah lagi," sambungnya.

Lebih lanjut, Rudi mengungkapkan saat ini juga telah dibangun area container yard dengan target seluas 20 hektare. Hadirnya area ini akan mempercepat tercapainya Batam menjadi hub logistik dan tempat penitipan kontainer bagi siapa pun.

"Sudah dititip boleh dibawa keluar tanpa proses lagi karena Batam adalah Free Trade Zone. Daerah kawasan bebas yang barang apa saja boleh masuk. Hari ini mungkin kontainer masuk hanya kebutuhan warga atau masyarakat Kota Batam, ke depannya Batam akan menjadi hub logistik untuk negara atau daerah lain di Indonesia sendiri," paparnya.

Menurut Rudi, jika Batam menjadi hub logistik, maka target pemerintah pusat kepada dirinya sudah bisa diwujudkan dari sisi darat.

Sementara dari sisi laut, ia berharap agar para instansi terkait dapat ikut mendukung memberikan pelayanan bagi pemilik barang. Terutama, pelayanan dari segi kapal pandu dan sebagainya. Dengan demikian, ada estimasi waktu yang bisa diperhitungkan oleh pemilik barang.

"Artinya dari sisi daratnya sudah teramankan dan sudah ada rasa kepercayaan dari mereka. Dan dari sisi laut, saya titip kepada Kepala KSOP mudah-mudahan nanti kapal tunda dan segala macam juga harus ada waktu yang tepat. Sehingga orang yakin karena waktu adalah segalanya bagi pebisnis," lanjutnya.

Rudi menilai jika pelayanan dari sisi darat dan laut bisa dijalankan dengan baik, maka ke depannya pemilik barang akan berlomba untuk menitipkan barangnya di Batam. Hal ini juga berlaku untuk Bandara Hang Nadim yang sudah disiapkan.

"Sehingga nanti tidak terjadi sesuatu yang akan menghambat karena waktunya yang terlalu lama. Ini adalah awal dan kita akan menambah terus. Semoga Allah memberikan jalan terbaik buat kita, kita hanya bisa berusaha tapi Allah yang memutuskan usaha kita ini," pungkasnya.




(prf/ega)

Hide Ads