Jelang Lebaran, Pemerintah Diminta Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok

Jelang Lebaran, Pemerintah Diminta Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Jumat, 21 Apr 2023 18:55 WIB
Pengusaha
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Menjaga harga pangan agar tetap stabil merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan apalagi ketika masyarakat membutuhkan pangan khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Momen tersebut merupakan masa dimana masyarakat beramai-ramai akan membeli pangan dengan berbagai jenis komoditi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Dalam menjaga stabilitas harga pangan di pasar, membutuhkan peran semua pihak bukan hanya pemerintah, andil masyarakat atau pembeli, penjual hingga distributor barang sangat dibutuhkan. Pemerintah tentunya berperan memastikan agar harga tetap stabil di pasaran dengan melakukan pemantauan harga, pembeli juga perlu diedukasi dan selalu memiliki kesadaran agar tidak membeli pangan yang berlebihan, penjual juga tidak diperbolehkan menimbun pangan.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Akbar Himawan Buchari mengatakan, pemerintah harus terus mendorong produksi pangan dan meningkatkan efektivitas distribusi agar produk pangan hasil petani bisa sampai ke tangan konsumen dengan harga yang terjangkau. Semua itu, perlu dilakukan agar harga pangan di pasaran tetap stabil dan tentu dengan demikian berimbas kepada kondisi perekonomian yang diharapkan bisa menekan inflasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"HIPMI berharap, pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dapat memantau harga pangan agar tetap stabil saat Idul Fitri guna menekan inflasi di semua daerah. Tokoh masyarakat agar selalu mengimbau kepada masyarakat tidak membeli secara berlebihan dan tidak menumpuk bahan makanan di rumah. Termasuk mengimbau penjual agar menjual dengan harga yang wajar serta tidak menimbun barang dagangannya," ujar Akbar, dalam keterangannya di Jakarta, Ditulis Jumat (21/4/2023).

Selain itu, pemerintah juga harus mampu menjaga kestabilan harga pokok dengan tidak mengeluarkan kebijakan yang berdampak pada terjadinya inflasi yang tinggi. Seperti adanya rencana kenaikan Pertalite, LPG 3 kg, tarif listrik hendaknya ditunda karena momentum tidak tepat.

ADVERTISEMENT

"Lebaran merupakan momentum yang tidak tepat dalam membuat kebijakan kenaikan BBM dan listrik. Sekarang yang dibutuhkan bersama-sama menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok," ucapnya.

Akbar mengimbau kepada pemerintah untuk menjaga stabilitas harga jelangLebarandengan terus memonitor harga dan ketersediaan pangan serta berbagai kebijakan intervensi. Kebijakan intervensi pemerintah, di antaranya melalui operasi pasar dan pasar murah bahan pangan pokok, serta memperkuat stok pangan dan kelancaran distribusi pasokan.

"Program tambahan bantuan sosial seperti beras, diperkirakan mampu mengendalikan tekanan harga di pasar domestik dan menjaga akses pangan pokok masyarakat," ungkapnya.

Momen hari raya Idul Fitri diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini karena Idul Fitri akan meningkatkan permintaan serta gelontoran jumlah uang beredar yang bisa menjadi tambahan bahan bakar bagi pertumbuhan ekonomi.

Akbar mengatakan, pandemi Covid-19 yang kian longgar juga bakal mendorong kenaikan angka pemudik ke daerah. Hal ini pun turut memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi karena akan ada perputaran uang dari para pemudik yang datang dari kota besar ke daerah.

"Harapannya, momentum tersebut tetap bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi karena konsumsi masih berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujar Akbar.

Selain itu, ia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 bisa mendekati 5 persen. Namun, Akbar juga mewanti-wanti, lantaran pada momen Idul Fitri terjadi kenaikan permintaan yang relatif tinggi, hal ini juga dapat mendorong inflasi lebih tinggi.

"Yang paling penting adalah bagaimana pengendalian inflasi pangan karena bulan April bersamaan dengan panen raya padi. Semoga bisa membatasi harga kenaikan pangan dan stabilisasi harga beras dapat terkendali, sehingga dapat menjaga daya beli masyarakat," ucapnya.

Akbar menilai, aktivitas ekonomi akan lebih bergairah dibandingkan dua tahun saat pandemi. Masyarakat juga mendapat tambahan daya beli selama Ramadhan dan Idul Fitri karena adanya tunjangan hari raya (THR).

"Idul Fitri kali ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan aktivitas ekonomi akan meningkat 50 persen hingga 80 persen pada Idul Fitri tahun ini," ungkapnya.


Hide Ads