Momen hari raya Idul Fitri diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini karena Idul Fitri akan meningkatkan permintaan serta gelontoran jumlah uang beredar yang bisa menjadi tambahan bahan bakar bagi pertumbuhan ekonomi.
Akbar mengatakan, pandemi Covid-19 yang kian longgar juga bakal mendorong kenaikan angka pemudik ke daerah. Hal ini pun turut memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi karena akan ada perputaran uang dari para pemudik yang datang dari kota besar ke daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya, momentum tersebut tetap bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi karena konsumsi masih berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujar Akbar.
Selain itu, ia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 bisa mendekati 5 persen. Namun, Akbar juga mewanti-wanti, lantaran pada momen Idul Fitri terjadi kenaikan permintaan yang relatif tinggi, hal ini juga dapat mendorong inflasi lebih tinggi.
"Yang paling penting adalah bagaimana pengendalian inflasi pangan karena bulan April bersamaan dengan panen raya padi. Semoga bisa membatasi harga kenaikan pangan dan stabilisasi harga beras dapat terkendali, sehingga dapat menjaga daya beli masyarakat," ucapnya.
Akbar menilai, aktivitas ekonomi akan lebih bergairah dibandingkan dua tahun saat pandemi. Masyarakat juga mendapat tambahan daya beli selama Ramadhan dan Idul Fitri karena adanya tunjangan hari raya (THR).
"Idul Fitri kali ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan aktivitas ekonomi akan meningkat 50 persen hingga 80 persen pada Idul Fitri tahun ini," ungkapnya.
(fdl/fdl)