Gelombang Panas India Bikin Ekonomi Memble, Kelompok Ini Paling 'Apes'

Gelombang Panas India Bikin Ekonomi Memble, Kelompok Ini Paling 'Apes'

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 25 Apr 2023 20:30 WIB
Ilustrasi gelombang panas
Ilustrasi/Foto: Dok. Detikcom
Jakarta -

Pembangunan India berpotensi merosot imbas dari gelombang panas yang terjadi di negara tersebut. Dalam sebuah studi terbaru, gelombang panas disebut akan menahan kemajuan India dalam rangka pengentasan kemiskinan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi.

Para peneliti dari University of Cambridge dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Climate pada Rabu menyebutkan gelombang panas telah berdampak kritis pada negara itu, menyebabkan pemadaman listrik, peningkatan debu dan polusi udara, dan percepatan pencairan gletser di utara India.

Masyarakat miskin berpenghasilan rendah akan menjadi pihak yang paling terdepan merasakan dampak gelombang panas di India.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gelombang panas akan memiliki konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada populasi berpenghasilan rendah," kata studi tersebut dikutip dari CNN, Selasa (25/4/2023).

Sebagai contoh, dalam studi University of Cambridge menunjukkan masalah yang terjadi di ibu kota New Delhi yang mengalami urbanisasi cepat di tengah paparan gelombang panas.

ADVERTISEMENT

Sebagai ibu kota, New Delhi memiliki aktivitas konstruksi tinggi. Nah sebagian besar aktivitas itu melibatkan tenaga kerja berpenghasilan rendah. Pekerja-pekerja ini lah yang berisiko paling parah terkena dampak gelombang panas.

Di sisi lain, pada pertengahan abad, 70 kota di India diperkirakan memiliki lebih dari 1 juta penduduk. Panas ekstrem akan menimbulkan ancaman bagi keamanan energi dan kesehatan populasi yang padat itu. Gelombang panas juga akan membalikkan kemajuan dalam ketidaksetaraan dan pengentasan kemiskinan.

Sejak 1992 lebih dari 24.000 orang tewas akibat gelombang panas di India berdasarkan studi tersebut. Dampaknya diperkirakan semakin parah karena gelombang panas semakin sering, intens, dan mematikan akibat krisis iklim.

Pada tahun lalu, India mengalami gelombang panas yang membakar di mana sebagian negara mencapai lebih dari 49°C. Lalu, pada 2022, negara itu mengalami cuaca ekstrem pada 242 dari 273 hari antara Januari dan Oktober 2022.

"Proyeksi jangka panjang menunjukkan bahwa gelombang panas India dapat melewati batas kelangsungan hidup manusia sehat yang beristirahat di tempat teduh pada tahun 2050," ungkap studi tersebut.

Diperkirakan ada penurunan kapasitas kerja di luar ruangan sebesar 15% pada siang hari karena panas ekstrem pada 2050. Dengan demikian peningkatan panas yang membuat pekerjaan luar ruangan berkurang diprediksi memangkas 2,8-8,7% dari produk domestik bruto (PDB) di India.

India sebetulnya telah berkomitmen pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) PBB, daftar 17 tujuan yang mencakup pengentasan kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan, dan penyakit. Negara itu juga akan mempromosikan kesehatan, pendidikan, dan sanitasi. India berisiko kehilangan tujuan tersebut bila sampai saat ini tidak memperhatikan dampak buruk gelombang panas yang terjadi.

(hal/ara)

Hide Ads