Tumbuh kembang anak di satu negara punya arti penting dalam menjamin keberlanjutan ekonomi negara itu sendiri di masa depan. Sayangnya, menjamin tumbuh kembang anak dengan baik rupanya bukan tanpa tantangan.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat, ada sedikitnya 9 juta anak yang mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Kondisi ini disebabkan kekurangan asupan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari janin hingga anak 2 tahun.
Tak hanya memberi dampak kemiskinan, stunting juga memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia. Karena itu, pada 2019, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 28 persen.
Guna mencapai target tersebut, peran berbagai pihak menjadi sangat penting. Salah satunya adalah pos pelayanan terpadu atau yang disingkat Posyandu yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan dan penyaluran informasi berkaitan dengan tumbuh kembang anak yang paling dekat dengan masyarakat.
Memperingati Hari Posyandu Nasional 2023, penelitian survei dari Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan tingkat kepercayaan ibu terhadap layanan Posyandu khususnya Posyandu Ibu dan Anak tinggi namun pendekatan teknologi dan digitalisasi diyakini dapat memantapkan kualitas pelayanan di Posyandu.
Menurut Peneliti Utama dan Ketua HCC Ray Wagiu Basrowi, studi cross-sectional tentang Perspektif dan Kepercayaan Posyandu Ibu Anak yang dilakukan pada 2155 responden ini menunjukkan total tingkat kepercayaan Ibu terhadap layanan Posyandu sangat signifikan.
"Dua indeks kepercayan yang kami analisis, yaitu indeks spontanitas dan indeks gabungan pengetahuan sikap perilaku dari responden menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat percaya bahwa Posyandu adalah pos layanan Kesehatan yang dapat menjawab kebutuhan bayi dan anak, kesehatan ibu hamil dan menyusui serta menjadi sumber informasi terpercaya dalam pemantauan tumbuh kembang anak," tegas Ray yang sering memberi edukasi Kesehatan lewat akun instagramnya @ray.w.basrowi.
Bahkan, lanjut dia, 89% persentasi kumulatif responden masih menjadikan informasi dari penyuluhan kader posyandu sebagai sumber utama untuk Kesehatan ibu anak.
"Selain itu aspek pemantauan tumbuh kembang memiliki indiaktor spontanitas hingga 96%. Survey ini menunjukkan bahwa Ibu di Indonesia yang diwakili oleh responden pada penelitian ini masih sangat percaya dengan layanan posyandu serta menjadikan posyandu sebagai fasilitas Kesehatan yang reliable untuk ibu dan anak," sambung dia.
Beberapa indikator signifikan seperti kepercayaan ibu bahwa posyandu bisa membantu dan turut memastikan dan menjaga Kesehatan ibu dan bayi atau anaknya juga sangat sigifikan dengan persentase kumulatif hingga 70%.
Begitu pula dengan aspek kader Posyandu, 70% responden menyatakan kader posyandu bisa memberi informasi tumbuh kembang bayi anak serta Kesehatan ibu hamil yang baik dan terpercaya, meskipun responden tetap berkonsultasi dengan bidan dan dokter.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)