Top! 'Jualan' Seafood di Barcelona, KKP Catat Potensi Cuan Rp 803 M

Top! 'Jualan' Seafood di Barcelona, KKP Catat Potensi Cuan Rp 803 M

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2023 10:15 WIB
Pameran perikanan di Barcelona
Foto: Dok KKP
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mencatatkan nilai transaksi potensial sebesar US$ 54,6 juta atau sekitar Rp 803,2 miliar (kurs Rp 14.710) di ajang Seafood Expo Global (SEG) yang dilaksanakan di Barcelona, Spanyol.

Dalam pameran yang berlangsung pada 25-27 April ini, para pembeli (buyers) menunjukkan ketertarikan pada produk perikanan, seperti tuna, gurita, cumi-cumi, sotong, udang, kakap merah, dan kakap putih. Selain itu juga ikan marlin, kerapu, tilapia, mahi-mahi, ikan sarden kaleng, ikan tuna kaleng, kingfish, parrot fish, swordfish, wahoo, dan ribbon fish.

"Alhamdulillah hasil pameran SEG di Barcelona melampaui target awal kami sebesar US$ 50 juta," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (3/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengatakan, tim delegasi KKP yang berangkat ke pameran tersebut terus melakukan promosi dan menindaklanjuti kerja sama dengan mitra agar produk Indonesia semakin mendunia. Partisipasi KKP dalam pameran SEG diharapkan menjadi momentum pemulihan dan peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia di pasar global.

"Uni Eropa (UE-27) merupakan pasar tunggal terbesar di sektor kelautan dan perikanan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Sekretaris Ditjen PDSPKP, Machmud menyebut para calon buyers potensial antara lain, berasal dari negara-negara Uni Eropa (UE), seperti Spanyol, Perancis, Belanda, Belgia, Jerman, Polandia, dan Malta. Selain itu, juga ada yang berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Peru, Meksiko, Panama, Kolombia, Puerto Rico, Ekuador, Bermuda, dan Turki. Ada juga buyers yang berasal dari Jepang, Korsel, Taiwan, China, Hongkong, Vietnam, India, dan Australia.

"Selama 3 hari pameran, para calon buyers menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap produk perikanan Indonesia," jelas Machmud.

Direktur Pemasaran, Erwin Dwiyana menambahkan bahwa telah ada tindak lanjut setelah SEG. Melalui program Foreign Buyer Mission (FBM), yang akan dilaksanakan oleh KKP bekerjasama dengan Seafood Import Monitoring Programme (SIPPO-Swiss), diharapkan mampu meningkatkan akses ekspor produk perikanan Indonesia ke Eropa.

"Kegiatan ini akan jadi jembatan pertemuan bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan Eropa," terang Erwin.

Ia melanjutkan, selama pameran SEG, delegasi KKP melakukan koordinasi dengan World Programme Supervisor SIPPO Headquarter-Swiss terkait rencana FBM yang akan dilaksanakan pada September 2023. Selain itu, KKP sebagai Business Support Organization (BSO) dalam program SIPPO di sektor kelautan dan perikanan juga melakukan pendekatan ke 9 importir Eropa untuk ikut berpartisipasi pada FBM, yaitu Victor Sanchez Baas, Fishermans Choice, Klaas Puul, Seafood Connection, Delfin Ultracongelados, Sturtzer Co, Shrimp Insights, Het Urker Zalmhuys, dan Mariscos Castellar.

"Beberapa catatan selama diskusi, untuk pasar udang di Eropa, supplier harus mampu bersaing dalam hal kontinuitas, harga, mutu, dan sertifikasi (pihak ke-3)," urainya.

Terkait sertifikasi, masing-masing target pasar memiliki pemenuhan persyaratan yang berbeda. Contohnya untuk retail mewajibkan pemenuhan sertifikat ecolabel seperti ASC, IFC, BSCI, BRC, BAB, dan sebagainya.

Sebagai informasi, dalam 5 tahun terakhir, pangsa pasar Indonesia di UE rata-rata sebesar 1,1% atau senilai US$ 367,05 juta dari total impor UE yang mencapai US$ 36,68 miliar dan mengalami tren positif 2,6% per tahun. Adapun Spanyol merupakan hub utama masuknya produk perikanan dunia ke pasar UE dan kawasan Mediterania. Dalam 5 tahun terakhir, Spanyol menyumbang 18,6% kebutuhan impor produk perikanan di Uni Eropa atau senilai US$ 6,14 miliar.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan ekspor hasil perikanan Indonesia bisa mencapai US$ 7,66 miliar atau setara Rp 112,6 triliun (kurs Rp 14.710). Selain itu, komoditas budidaya unggulan dalam negeri ditargetkan mampu merajai pasar ekspor dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang.




(zlf/zlf)

Hide Ads