Direktur Operasional Jaringan PSN sekaligus Wakil Project Director SNT, Heru Dwikartono, menjelaskan pihaknya tengah melakukan pre shipment review yang berlangsung pada 3 hingga 4 Mei 2023, sebelum satelit SATRIA dikirimkan ke Cape Canaveral. Kegiatan ini untuk memastikan semua aspek ditinjau lebih lanjut agar satelit dapat diluncurkan dan beroperasi di luar angkasa. PSN juga perlu memastikan semua infrastruktur pendukung, seperti stasiun bumi dan jaringan komunikasi, beroperasi dengan baik untuk mendukung keberhasilan pengoperasian satelit.
"Satelit SATRIA merupakan pencapaian yang signifikan bagi negara kita dan berperan penting dalam meningkatkan infrastruktur teknologi dan komunikasi. Kita harus memastikan bahwa semua aspek teknis satelit telah diuji sepenuhnya dan memenuhi standar, kualitas, keandalan, dan keamanan tinggi," kata Heru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Head of Satellite Division BAKTI Kominfo, Sri Sanggrama Aradea, menambahkan kehadiran Satelit SATRIA akan memberikan konektivitas internet secara merata di seluruh Indonesia. Sebagai negara kepulauan, saat ini masih banyak wilayah di Indonesia yang belum mendapatkan layanan internet, terutama pada daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). "Harapan kami Satelit SATRIA bisa mengkonektivitaskan daerah-daerah tersebut sehingga digital divide akan teratasi dan seluruh masyarakat mendapatkan keadilan sesuai yang diharapkan," kata Aradea.
SATRIA Project Manager, Marc Courbin, menyampaikan Thales Alenias Space sangat bangga telah dipercaya Pemerintah Indonesia untuk memproduksi Satelit SATRIA. Saat ini, satelit sedang dalam tahap persiapan akhir. Nanti, pada pertengahan Juni, SATRIA akan diluncurkan dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, hingga diperlukan waktu empat hingga lima bulan untuk mencapai posisi orbitnya dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2023.
"Satelit SATRIA adalah solusi terbaik untuk menyediakan layanan internet di seluruh wilayah Indonesia. Saya berharap satelit ini dapat beroperasi dan masyarakat senang dengan layanan internet," kata Courbin.
Satelit SATRIA memiliki total kapasitas transmisi 150 Gbps dengan menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band. Jumlah kapasitas transmisi tersebut tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kapasitas sembilan satelit aktif yang digunakan Indonesia saat ini. Oleh karenanya, SATRIA juga diharapkan akan mampu melayani memfasilitasi sambungan internet di 150.000 layanan publik, seperti fasilitas pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan.
(dna/dna)