Kemenkeu Bongkar Tantangan Transaksi Digital: Masih Ada yang Mau via Teller

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Senin, 08 Mei 2023 21:45 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/YinYang
Jakarta -

Pemerintah tengah mendorong ekonomi digital. Namun, dalam penerapannya masih ditemui sejumlah tantangan.

Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Noor Faisal Achmad mengungkapkan salah satu tantangan untuk mendorong digitalisasi ekonomi ini adalah pola pikir.

"Tantangan pertama, tantangan awal itu adalah mindset. Mindset bahwa ternyata tidak harus bayar tuh ke bank. Orang tuh kadang, masih ada generasi inginnya ketemu teller (dalam melakukan pembayaran)," tuturnya dalam acara Inovasi E-Money: Kanal Efektif untuk Perluasan Akses & Dorong Penerimaan Negara, JCC Hall B, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2023).

Walau demikian, ia mengaku saat pandemi COVID-19, perlahan-lahan pola pikir seperti itu sudah mulai terkikis. Sebab, saat itu 'memaksa' semua orang untuk melakukan berbagai kegiatan secara daring atau online, salah satunya melakukan transaksi pembayaran.

"Saya kira dengan kerja sama dengan perbankan, non-perbankan, isu mindset bisa terjadi tidak terlalu signifikan," ujarnya.

Selain itu, tantangan lainnya adalah adanya limit dalam pembayaran melalui dompet digital. Hal ini membuat orang-orang yang ingin membayar tagihan yang cukup besar agak kesulitan jika ingin melunasinya lewat dompet digital.

"Ada orang akan bayar, baik itu wajib pajak, wajib setor pungutan ke pemerintah itu akan memilih apakah menggunakan dompet elektronik ataupun dengan mobile banking, internet banking, karena tantangan sekarang itu yang saya lihat, dari dompet sendiri, ada jumlahnya nih. Kalau membayar tagihan agak besar, pasti akan sulit dengan dompet ini. Makanya pasti akan lari ke mobile atau teller," ungkapnya.

Menjawab tantangan ini, PT Visionet Internasional atau OVO kini memperluas area pembayaran yang dapat dilakukan. Kini, untuk membayar pajak penghasilan, tilang, hingga KUA bisa dilakukan lewat OVO.

Dengan adanya digitalisasi pembayaran ini diharapkan pendapatan negara juga bisa meningkat. Sebab, tidak akan ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak membayar pajak maupun kewajibannya sebagai warga negera.

"Jangan sampai keinginan masyarakat untuk membayar pajak terhambat. Dengan ini saja sudah bagus, jangan sampai terhambat. Jadi kita buka ruang-ruang memudahkan di manapun jangan sampai alasannya susah. Semoga dengan kontribusi masyarakat untuk membayar pajak, semoga kesejahteraan kita juga lebih baik lah," harapnya.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork