Pemerintah tengah mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas bahan tambang. Adapun langkah ini dilakukan demi mendorong perekonomian negara, sehingga harapannya RI dapat mencapai masa emas di 2045.
Para analis berpendapat, hilirasi mampu meningkatkan devisa negara dan mensejahterakan rakyat Indonesia. Dalam hal ini, hilirisasi akan meningkatkan nilai tambah dari bahan mentah yang selama ini diexport dalam keadaan raw material dengan nilai yang sangat rendah.
Hal ini dibahas dalam Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi yang diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian Reuni 45 Tahun ITB 1978. Adapun seminar tersebut mengangkat isu Nasional dan Global, termasuk seberapa besar dampak penerapan hilirisasi dan transisi energi menuju Indonesia Emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya proses Hilirisasi maka akan terjadi nilai tambah sehingga menjadikan nilainya dapat mencapai 5-10 kali," kata Koordinator Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi ITB 1978 Taufik Sastrawinata, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (10/5/2023).
Selain itu, tambah Taufik, hilirisasi juga akan mendorong peningkatan angka Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan transfer of technology sehingga akan menambah lapangan pekerjaan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia.
Taufik menambahkan, transisi energi akan berdampak kepada lingkugan hidup secara menyeluruh lewat pengurangan peran energi fosil, terutama batubara, menjadi energi besih berupa Energi Terbarukan yang berasal dari tenaga surya, air, angin, hingga biomasa.
"Selain itu juga penggunaan batere lithium pada moda trasportasi sehingga mengurangi bahan bakar minyak yang cadangannya dalam proses berkurang dan semakin mahal," imbuhnya.
Selaras dengan hal-hal tersebut, Taufik berpendapat, kebijakan nasional hilirisasi dan transisi energi akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan Indonesai sehingga akan membuat Indonesia lebih berperan dalam dunia global pada saat 2045. Hilirisasi dan transisi energi ini akan menjadikan Indonesia Emas setelah 50 Tahun merdeka pada 17 Agustus 1945.
"Melalui seminar yang diselenggarakan dalam rangka Reuni 45 Tahun ITB 1978 kali ini, Ikatan Alumni ITB Angkatan 1978 berkomitmen untuk mendorong peningkatan nilai ekspor sumber daya alam dan transisi penggunaan energi berbahan bakar fosil ke energi bersih terbarukan menuju Indonesia emas dengan nol emisi karbon," pungkasnya.
(dna/dna)