Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, larangan ekspor nikel hingga persoalan minyak sawit (crude palm oil/CPO) tak akan mengganggu proses kesepakatan kerja sama dagang Comprehensive Economic Partnership Agreement antara Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).
Adapun CPO sendiri ikut terseret dalam persoalan ini lantaran gugatan yang dilayangkan RI terhadap Uni Eropa (UE) terkait diskriminasi sawit melalui aturan Renewable Energy Directive II (RED II) dan Delegated Regulation Uni Eropa pada 2017.
Menurut Jerry, persoalan nikel dan CPO ini lebih kepada kesepahaman penyelesaian sengketa atau dispute settlement. Sementara IEU-CEPA sendiri merupakan langkah negosiasi dagang yang merupakan bagian dari langkah strategis nasional RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tidak mempengaruhi negosiasi kita dengan Uni Eropa dalam hal IEU-Cepa. Ada IEU Cepa kan negosiasi, yang tadi kan dispute settlement," kata Jerry saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).
Negosiasi dagang IEU-CEPA ini telah berlangsung selama 7 tahun sejak 2016 silam. Dan pada 8 s.d 12 Mei 2023 kemarin RI telah menyelesaikan perundingannya yang ke-14 di Brussels, Belgia.
Atas penantian panjang tersebut, Jerry mengatakan pihaknya masih terus mendorong penyelesaian dari perundingan kesepakatan kerja ini. Ia optimis, persoalan ini dapat rampung pada Desember 2023 ini.
"Saya yakin mungkin tahun ini selesai, Desember 2023," kata Jerry.
Selanjutnya Jerry menuturkan, saat ini persoalan gugatan Indonesia di Badan Penyelesaian Sengketa atau Dispute Settlement Body (DSB) WTO masih terus bergulir. Adapun persoalannya dengan WTO ini merupakan bagian dari hak Indonesia sebagai langkah lanjutan ketika ada dispute settlement tersebut.
"Intinya kita tetap komited untuk melanjutkan negosiasi perjanjian dagang yang yakin memberikan manfaat untuk kepentingan nasional," imbuhnya.
Sebagai tambahan informasi, beberapa waktu lalu Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan juga sempat menyinggung masalah IEU-CEPA ini. Pria yang akrab dipanggil Zulhas ini mengatakan pembahasan perjanjian dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa akan segera diselesaikan.
"Agustus kelar. Mudah-mudahan," kata Zulhas saat ditemui di Pasar Rawamangun, Senin (3/4/2023).
Berdasarkan catatan detikcom, perundingan yang sudah dimulai sejak 2016 itu memiliki sejumlah kendala. Beberapa isu menjadi hambatan besar, misalnya keluhan Indonesia atas undang-undang lingkungan Eropa yang dirasa memberatkan Indonesia.
Meski begitu, di sela-sela KTT G20 di Bali pada November lalu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Indonesia Joko Widodo telah menyatakan tekad untuk segera menyelesaikan kesepakatan CEPA sebelum mandat mereka berakhir.
(dna/dna)