Memang. Awalnya mereka agak canggung ketika menggunakan transaksi digital. Tapi, seiring pembinaan dari perbankan, perkembangan internet juga media sosial mau tidak mau mereka berubah. Ini juga bisa dilihat dari banyaknya orang Baduy yang jualan online.
"Kan ayeuna mah urang Baduy geh tos jualan online, orang lain arek belanja di kios urang teu aya uang kes tiasa ngagunakeun eta QRIS (Kan sekarang orang Baduy banyak jualan online, yang mau belanja di kios saya kalau nggak ada uang kes bisa pakai QRIS)," kata Amir.
Amir sendiri jadi orang yang pertama menggunakan QRIS di Baduy. Ia awalnya adalah binaan UMKM Provinsi Banten dan Bank Indonesia. Ia sering ikut pameran sehingga mau tidak mau harus paham dunia digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tos kitu (sudah begitu) program QRIS dari Bank Indonesia cuma yang menggalang itu BRI, kenapa BRI, karena saya ningali (lihat) seluruh nasabah UMKM yang ada di Baduy menggunakan BRI," ujarnya.
Pihak BRI sendiri memang memberikan kemudahan untuk mereka membuka rekening. Filosofinya adalah warga Baduy yang dikenal jujur dan apa adanya.
Soal tanda tangan KTP mereka yang hanya centang, itu pun menunjukan memang begitu sederhananya masyarakat Baduy. Agar tidak ada kekeliruan, pemohon buku tabungan dikumpulkan di rumah pimpinan adat dan berhadap-hadapan dengan perbankan. Proses permohonan dilakukan kolektif oleh BRI.
"Karena tanda tangan mereka memang begitu, kita menyaksikan langsung orangnya dan KTPnya, orangnya kita lihat langsung," kata Manajer Bisnis Konsumer BRI Kantor Cabang Lebak Adysta Aprianto ditemui Detikcom terpisah.
Dari situ, BRI juga yakin bahwa pengembangan QRIS bisa berkembang. Apalagi Baduy jadi magnet pariwisata secara nasional.
Sekarang, kata Adhysta di Baduy rata-rata sudah biasa transaksi digital. Dari data mereka, ada 172 orang pengguna QRIS BRI. Pendekatan agar mereka melek secara digital dilakukan bertahap bahkan pendekatan secara personal.
"Singkat cerita akuisisi ini berjalan, tiga tahap terkumpul 172 QRIS atau rekening yang ada di sana, Itu dari mulai pintu gerbang sampai Kadu Ketug III (nama kampung di Baduy)," ujarnya.
(bri/hns)